NASIONAL

Menkominfo Sebut RI Alami Keterbatasan Spektrum Frekuensi

"Saat ini pemanfaatan spektrum frekuensi Indonesia masih diutamakan untuk satelit telekomunikasi."

Angela Ranitta

spektrum frekuensi
Ilustrasi. Fasilitas jaringan menara pemancar komunikasi BTS yang dibangun Kominfo. (Foto: ANTARA News Papua/HO-Kemekominfo)

KBR, Semarang -- Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan saat ini Indonesia mengalami keterbatasan spektrum frekuensi.

Menteri Kominfo, Johnny G. Plate menyatakan saat ini pemanfaatan spektrum frekuensi Indonesia masih diutamakan untuk satelit telekomunikasi.

"Karena memang spektrum frekuensi kita saat ini sedang digunakan oleh berbagai aplikasi, termasuk pemanfaatan untuk satelit telekomunikasi. Dan itu besar sekali bandwidth-nya yang harus nanti kita lakukan pembicaraan apakah menunggu sampai akhir masa layanan satelit atau melakukan pemindahan satelit ke spektrum yang lain," papar Johnny dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Kemkominfo, Rabu (8/6/2022).

Baca juga:


Johnny G. Plate menambahkan kebutuhan spektrum frekuensi Indonesia sampai pada tahun 2024 sekurang-kurangnya adalah 2.047 MHz. Saat ini, Indonesia baru menggunakan sekitar 773 MHz saja.

Karenanya, Kemkominfo mulai menggiatkan upaya farming dan refarming spektrum frekuensi, terutama untuk mengisi kebutuhan fixed broadband atau internet kabel yang memanfaatkan jaringan fiber.

Saat ini, fixed broadband Indonesia hanya sekitar 4 persen saja dari keseluruhan masyarakat yang terhubung dengan jaringan internet. Padahal, fixed broadband dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) per kapita 0,9-2 poin jika lebih dari 50 persen masyarakat dapat mengakses internet menggunakan fixed broadband.

Hal ini dikarenakan kualitas jaringan fixed broadband jauh lebih stabil daripada mobile broadband atau jaringan internet nirkabel yang saat ini masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Editor: Agus Luqman

  • spektrum frekuensi
  • satelit telekomunikasi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!