NASIONAL

Kasus Covid Naik, Epidemiolog: Mayoritas Warga Belum Vaksin Booster

Layanan vaksin booster Mobil Keliling Vaksinasi COVID-19 di kawasan Ngarsopuro, Solo, Jateng, Minggu

KBR, Jakarta- Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai kenaikan kasus covid-19 di Indonesia yang terjadi saat ini sebetulnya sudah terprediksi. Hal ini terjadi karena sejumlah faktor seperti menurunnya proteksi dari vaksin covid-19, reinfeksi covid, peningkatan kegiatan masyarakat, hingga varian baru Covid-19. 

Kata dia, vaksinasi booster di Indonesia masih rendah, di bawah 25 persen juga menjadi salah satu faktor peningkatan kasus.

"Mayoritas dari penduduk kita ini belum booster. Itu yang membuat kenapa kasus-kasus ini bisa terjadi. Karena dari turunan omicron ini kita mendapat pesan kuat bahwa penting sekali booster atau dosis ketiga ini. Bahkan definisi vaksinasi penuh kecenderungannya 3 dosis. Dengan booster mungkin jadi dosis ke empat, " kata dia kepada KBR, Kamis (9/6/22).

Dicky mengatakan, vaksinasi booster menjadi PR besar yang harus segera dikejar. 

Ia menyebut, pemerintah mesti belajar dari kasus global seperti di Eropa, Portugal, dan Amerika yang terjadi peningkatan kasus karena vaksinasi boosternya yang masih rendah. Ia juga menilai kondisi saat ini belum bisa dinyatakan aman dari pandemi sehingga PPKM masih dibutuhkan. 

Kata dia, dibutuhkan setidaknya vaksinasi 3 dosis harus mencapai di atas 50 persen populasi, dan 70 persen kelompok rawan tertular, agar bisa dikatakan lebih aman dari pandemi. 

Ia juga mengingatkan pentingnya perubahan perilaku masyarakat terkait kesehatan supaya mencegah risiko penularan covid-19

Baca juga: 

Sebelumnya terjadi tren kenaikan kasus positif COVID-19 selama 3 pekan terakhir, disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito.

Kata dia, tren ini juga diikuti oleh kenaikan kasus aktif selama 4 hari terakhir. Sedangkan tren kematian mingguan masih menunjukkan penurunan.

Wiku memaparkan, kasus positif mingguan meningkat 31 persen dari 1.814 pada 22 Mei menjadi 2.385 kasus. Sedangkan kasus aktif harian meningkat 10 persen dari 3.105 tanggal 2 Juni menjadi 3.433 kasus.

"Hal ini penting untuk diwaspadai mengingat selama kurang lebih 3 bulan berturut-turut sejak gelombang Omicron, kita berhasil mempertahankan kasus agar tetap stabil. Kabar baiknya, kenaikan kasus ini tidak diikuti dengan kenaikan pada tren BOR rumah sakit, isolasi harian, maupun tren kematian mingguan," kata Wiku dalam konferensi pers, Rabu (8/6/2022).

Wiku menambahkan, ada lima provinsi yang menjadi penyumbang tertinggi pada kenaikan kasus aktif. Yakni yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Editor: Rony Sitanggang

  • jumlah kasus covid-19
  • lonjakan kasus covid-19
  • kasus covid-19
  • covid-19 naik
  • vaksin booster

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!