NASIONAL

Strategi Stop Impor Gas, Tahun Ini RI Tambah Jaringan Gas dan Rich Gas

Ilustrasi: Jaringan gas (jargas) kota. (Foto: kominfo.go.id)

KBR, Jakarta— Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Wira Yudha menyebutkan, pemerintah akan menghentikan ketergantungan impor gas liquefied petroleum gas (LPG) secara bertahap hingga 2030.

"Ini contoh bagaimana strategi kita menghentikan impor daripada LPG. Jadi kita mulai daripada mengembangkan jargas (jaringan gas) dan men-encourage adanya rich gas, dan juga LPG, kilang, DME dan metanol. Itu menjadi strategi pada tahun 2030 ya," kata Satya Wira Yudha, pada acara Diskusi Publik Keekonomian Gasifikasi Batubara, Kamis (7/4/2022).

Baca Juga:


Satya mengatakan, pemerintah akan menambah 1,1 juta ton jargas kepada 10 juta rumah tangga, mendorong penggunaan kompor listrik, dan memproduksi rich gas sebanyak 500 ribu ton per tahun. 

Produksi rich gas menurut dia akan mulai digencarkan pada tahun ini.

Selain itu, pemerintah akan meningkatkan produksi LPG dari kilang minyak serta mengembangkan dimetil eter dan metanol dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik BUMN dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) perpanjangan.

"Gimana caranya kita bisa memenuhi sehingga kebutuhan impor daripada LPG bisa kita tekan," sambungnya.

Editor: Agus Luqman

  • gas alam
  • migas
  • LPG
  • jargas
  • rich gas

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!