NASIONAL

Cegah Penyakit Penyebab Kematian dengan Vaksinasi Wajib

Cegah Penyakit Penyebab Kematian dengan Vaksinasi Wajib

KBR, Jakarta- Ketua Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan tiga vaksinasi wajib yang ditambahkan pemerintah dalam Program Imunisasi Nasional sangat penting untuk mencegah penyakit-penyakit penyebab kematian.

Sri menyebut, vaksinasi tambahan yakni Human Papilloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks, dan vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk mencegah pneumonia sudah mulai dilakukan pemerintah sejak 2017 di beberapa provinsi dengan kasus kematian yang tinggi.

Namun, mulai tahun ini, vaksin HPV dan PCV menjadi program nasional, begitu pula dengan vaksin Rotavirus untuk mencegah diare.

"Dan juga untuk pneumonia atau PCV ini penting sekali untuk mencegah pneumonia atau radang paru, radang paru ini di Indonesia menyebabkan kematian paling tinggi bagi anak-anak balita. Jadi, ini sangat penting memang ini kita sudah terlambat jauh, kalau negara lain itu sudah dari tahun 2000 mereka sudah memberikan," kata Sri kepada KBR, Selasa, (19/4/2022).

Baca juga:

Sri mengakui, capaian vaksinasi rutin atau vaksin wajib memang menurun selama 2 tahun pandemi COVID-19. Oleh karena itu, tahun ini pemerintah mulai menggalakkan lagi bulan vaksinasi untuk meningkatkan cakupan imunisasi nasional, dengan menambahkan tiga jenis vaksin wajib.

Ketua ITAGI ini menjelaskan, tiga vaksin baru yang ditambahkan ke dalam program vaksin wajib, yakni Human Papilloma Virus (HPV), Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), dan Rotavirus memang belum bisa diproduksi sendiri di dalam negeri.

"Yang tambahan seperti HPV, PCV dan rotavirus ini yang masih diimpor, tetapi khusus untuk rotavirus ini sedang ada penelitiannya karena sedang dibuat oleh biofarma mungkin penelitiannya baru selesai tahun depan. Tetapi kita harus mulai dulu tahun ini karena sudah terlambat sekali," katanya.

Namun, saat ini sudah ada penelitian dari Biofarma untuk memproduksi vaksin Rotavirus, yang diharapkan bisa selesai tahun depan.

"Jadi tahun ini kita masih pakai dari luar, nanti tahun depan insyaallah kita punya sendiri dari Bio Farma, tetapi yang lain seperti HPV dan PCV ini tetap masih dari luar, belum bisa dibikin di Indonesia," imbuhnya.

Editor: Sindu

  • Vaksinasi Wajib
  • Imunisasi Dasar
  • ITAGI
  • Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional
  • Vaksinasi
  • Imunisasi
  • Kemenkes

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!