NASIONAL

Komnas HAM: 24 Orang Meninggal Akibat Kekerasan di Papua selama 2021

Kekerasan di Papua selama 2021

KBR, Jakarta- Puluhan orang meninggal akibat sejumlah kejadian kekerasan di Papua selama 2021. Catatan ini disampaikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam Konferensi Pers: Situasi Kekerasan Tahun 2020-2021 yang digelar secara daring dan luring, Senin, 17 Januari 2022.

Kepala Biro Dukungan Penegakan HAM, Gatot Ristanto mengatakan kekerasan kepada masyarakat Papua disebabkan Polri/TNI maupun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

"Berkaitan dengan situasi kekerasan di Papua sebagai fokus isu yang dipantau selama tahun 2021, tentunya Komnas HAM mencatat sebanyak 53 peristiwa kekerasan terjadi di wilayah Papua yang dilakukan oleh Polri/TNI maupun OPM/KKB total jumlah korban mencapai 47 orang di antaranya 24 orang meninggal dunia," ujar Gatot dalam konferensi pers daring, Senin (17/1/2022).

Gatot menambahkan, bentuk kekerasan yang terjadi di Bumi Cendrawasih berupa kontak senjata, penembakan, penganiayaan dengan senjata tajam, pembakaran hingga perusakan barang atau bangunan.

Dalam catatan akhir tahun tersebut, Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik mengatakan eskalasi kekerasan di Papua sangat mengkhawatirkan pada 2021.

Komnas HAM berharap pada 2022 pendekatan-pendekatan yang selama ini dianggap menimbulkan banyak korban, diubah menjadi pendekatan dialog perdamaian. 

Hal ini sebagaimana yang sudah diusulkan Komnas HAM kepada Presiden Joko Widodo, dan kepada seluruh elemen masyarakat di Papua.

Sikap TTPNPB-OPM

Sementara itu, TTPNPB-OPM menilai rencana mengubah operasi dengan pendekatan dialog merupakan tindakan sia-sia. Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom beralasan, pihaknya hanya ingin kemerdekaan di Bumi Cenderawasih.

TPNPB-OPM menegaskan telah mengajukan perundingan yang dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Saya Sebby Sambom, juru bicara Komnas TPNPB, atas nama panglima tinggi, kami perlu sampaikan kepada Indonesia, bahwa wacana penanganan masalah Papua, dari Satgas Nemangkawi berubah menjadi Damai Cartenz, itu kami anggap lucu. Karena pemimpin atau petinggi TNI/Polri atau pemerintah Jakarta mungkin kehabisan akal," ucap Sebby melalui keterangan persnya, Minggu, (16/1/2022).

Pernyataan Sebby ini merespons pernyataan sejumlah lembaga pemerintah, termasuk yang belum lama ini disampaikan Mabes Polri.

Juru bicara Mabes Polri, Ahmad Ramadhan mengatakan nama operasi di Papua berubah, yakni dari Operasi Satgas Nemangkawi menjadi Operasi Damai Cartenz 2022. Perubahan ini dilakukan seiring berakhirnya Operasi Satgas Nemangkawi pada 25 Januari 2020.

Rencananya, Operasi Damai Cartenz akan berlangsung enam bulan ke depan. Kata Ramadhan, target Operasi Damai Cartenz yaitu membina orang asli Papua (OAP) di berbagai sektor dan bidang kegiatan. Tujuannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Kekerasan di Papua
  • konflik Papua
  • Papua
  • Komnas HAM
  • HAM
  • TNI/Polri
  • TPNPB-OPM
  • Kekerasan di Papua Selama 2021
  • Korban Kekerasan di Papua
  • Satgas Nemangkawi
  • Satgas Cartenz

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!