KBR, Jakarta - Pemerintah menargetkan untuk menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada 2024 mendatang.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan untuk mencapai target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo itu, Indonesia harus mampu menurunkan angka stunting rata-rata 2,7 persen per tahun.
Caranya, menurut Menkes, harus dilakukan intervensi gizi spesifik yang berkontribusi 30 persen terhadap angka stunting nasional. Kementerian Kesehatan menjadi yang paling bertanggung jawab, pada intervensi gizi spesifik ini.
"Itu penyebab utamanya dua, kenapa stunting itu tinggi. Yang pertama adalah intervensi spesifik sebelum lahir yang berkontribusi sekitar 23 persen. Kedua, intervensi spesifik setelah lahir yang kita amati kenaikan paling tinggi itu sesudah menyusui. Karena begitu dia menyusui masih bagus, tapi sesudah selesai ASI yang harus diberi makanan tambahan. Nah, justru di situ banyak melesetnya, banyak kekurangannya," ujar Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai mengikuti Rapat Kabinet Terbatas mengenai “Strategi Percepatan Penurunan Stunting”, Selasa (11/1/2022).
Cara menurunkan angka stunting lainnya, menurut Budi Gunadi Sadikin adalah dengan melakukan intervensi gizi sensitif. Intervensi ini berkontribusi 70 persen pada angka stunting nasional.
Budi menjelaskan, intervensi gizi sensitif ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Sekaligus merupakan kerjasama lintas sektor, dengan Kepala BKKBN sebagai Koordinatornya.
Koordinasi intervensi sensitif atau penyebab tidak langsung stunting ini menargetkan antara lain, 70 persen pelayanan KB pasca-persalinan, dan menekan angka kehamilan yang tidak diinginkan menjadi 15 persen, serta 100 persen akses air minum layak di kabupaten-kota prioritas.
Baca juga:
- Percepat Penurunan Stunting, Ini Strategi BKKBN
- Wapres: Investasi Nutrisi Tingkatkan Peluang dan Kualitas Hidup
Editor: Agus Luqman