BERITA

Telur dan Daging Ayam Sumber Inflasi Desember 2018

"Andil terbesar inflasi tersebut disumbang oleh harga bahan makanan yang mencapai 0,29 persen."

Telur dan Daging Ayam Sumber Inflasi Desember 2018

KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada Desember 2018 sebesar 0,62 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi pada Desember tersebut disebabkan oleh kenaikan harga telur dan daging ayam, serta beras.

Suhariyanto berkata, andil terbesar inflasi tersebut disumbang oleh harga bahan makanan yang mencapai 0,29 persen.

"Bahan makanan, inflasinya 1,45 persen, andilnya 0,29 persen. Ada beberapa komoditas bahan bakanan yang mengalami cukup tinggi pada bulan Desember. Yang pertama adalah harga telur ayam ras," kata Suhariyanto di kantornya, Rabu (02/01/19).

Suhariyanto merinci, telur ayam ras memiliki andil terhadap inflasi 0,09 persen, daging ayam ras dengan andil 0,07 persen, bawang merah dengan andil 0,05 persen, serta beras dengan andil 0,03 persen.

"Kita lihat pergerakan sejak awal Desember, harga telur ayam meningkat. Kemudian disusul daging ayam ras, karena kebutuhan untuk Natal dan tahun baru meningkat," ujarnya.

Ia mengatakan, kelompok pengeluaran dengan andil inflasi terbesar kedua setelah bahan makanan adalah transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mencapai 0,24 persen.

Inflasi pada kelompok tersebut utamanya disebabkan kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,19 persen. Hal itu terjadi karena kenaikan untuk beberapa rute penerbangan, terutama di kawasan timur Indonesia.

Selain itu, ada kenaikan tarif kereta api dengan andil 0,03 persen. Kemudian kenaikan tarif angkutan perkotaan memiliki andil 0,01 persen.

Suhariyanto berkata, inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 2,09 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 0,15 persen. 

Editor: Gilang Ramadhan

  • Inflasi
  • Badan Pusat Statistik BPS

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!