HEADLINE

2016-12-22T08:19:00.000Z

Dengan Menyamar, Polri Tingkatkan Patroli Medsos Awasi Kelompok Radikal

"Kegiatan cyber patrol (patroli dunia maya) dan surveillance (pengawasan) selama ini sudah dilakukan dan terbukti efektif. Belasan orang yang ditangkap sejak November lalu merupakan hasil patroli inter"

Dengan Menyamar, Polri Tingkatkan Patroli Medsos Awasi Kelompok Radikal
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/Creative Commons)


KBR, Jakarta - Markas Besar Kepolisian meningkatkan patroli di dunia maya termasuk media sosial dan jejaring percakapan telepon selular seiring meningkatnya aktivitas dari kelompok terorisme.

Kapolri Tito Karnavian mengatakan kegiatan cyber patrol (patroli dunia maya) dan surveillance (pengawasan) selama ini sudah dilakukan dan terbukti efektif. Tito mengatakan belasan orang yang ditangkap sejak November lalu merupakan hasil dari patroli internet dan medsos tersebut.


Pengawasan dan patroli dilakukan oleh tim khusus di Mabes Polri yang bertugas memantau peredaran informasi, khususnya di media sosial maupun grup-grup layanan bertukar pesan di telepon selular.


"Ada yang menggunakan surveillance nyata, ada juga undercover atau penyamaran untuk masuk, seolah-olah bagian dari mereka," kata Tito di sebuah forum di Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2016) malam.


Densus 88 Anti-Teror pekan ini menembak mati tiga terduga teroris saat penggrebekkan sebuah rumah kontrakan di kawasan Babakan Setu, Tangerang Selatan, Banten. Identitas ketiganya atas nama Omen, Helmi, dan Irwan. Juru bicara Polri, Rikwanto menyebut ketiganya melawan petugas saat penggrebekkan terjadi. Sementara satu orang yang mencoba kabur berhasil ditangkap.


Keempat orang hasil penggrebekkan di Tangerang Selatan ini direkrut 3-4 bulan lalu. Sementara dua orang sisanya yang ditangkap di Deli Serdang dan Batam sudah bergabung dalam jaringan Bahrun Naim sejak setahun lalu ketika kelompok Kotibah Gonggong Rebus(KGR) membaiat kepada ISIS.


Baca juga:


Kapolri Tito Karnavian menambahkan tim khusus melakukan penyamaran dengan menyusup ke jaringan media sosial kelompok-kelompok radikal tersebut.


"Tim ini menggunakan akun-akun juga, masuk dan juga ikut chatting. Ikut dalam komunitas mereka. Banyak tekniknya," kata Tito.


Tito mengatakan, pengawasan juga dilakukan di dunia nyata. Polisi mencocokkan data-data yang didapatkan di dunia maya dengan kondisi lapangan.


Di acara yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan akan terus memblokir situs-situs bermuatan radikal dan terorisme. Rudi mengatakan Kemenkominfo hanya menunggu permintaan dari aparat terkait, seperti Mabes Polri.


"Karpet merah terbuka lebar, tidak lagi ada birokrasi yang rumit," katanya.


Baca juga:


Pakar terorisme Sidney Jones, aplikasi pesan instan kerap digunakan kelompok teroris untuk merencanakan dan menyerukan serangan. Kata dia, aplikasi Telegram adalah yang paling sering digunakan.


Sementara itu pengamat terorisme Al Chaidar memperkirakan jumlah paramiliter jaringan Bahrun Naim di Indonesia bagian Barat mencapai 600 orang. Jumlah jamaah atau simpatisannya diperkirakan lebih dari 11 juta orang. Sementara untuk di Indonesia bagian Timur, sel jaringan Bahrun Naim sudah habis dipangkas oleh TNI/Polri.


Baca: Pengamat Sebut Kelompok Batam dan Majalengka Paling Potensial Aksi Teror  


Editor: Agus Luqman 

  • terorisme
  • medsos
  • media sosial
  • patroli medsos
  • patroli dunia maya
  • polisi internet
  • Kapolri Tito Karnavian
  • Kapolri
  • Tito Karnavian

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!