HEADLINE

Sia-sia, Pembangunan Ekonomi Tanpa Perhatikan Gender

Pembangunan Ekonomi Tanpa Perhatikan Gender

KBR, Jakarta - Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) menyatakan, pembangunan ekonomi tanpa memperhatikan gender akan menjadi sia-sia.

Sekretaris Jenderal KPI, Mike Verawati mengatakan, pembangunan yang tepat harus memikirkan gap atau jarak ketimpangan gender, agar tidak menjadi pekerjaan semu.

Hal itu disampaikan Mike dalam diskusi kampanye internasional 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan (16HAKTP), Kamis (25/11/2021) di Jakarta.

"Bagaimana kita mau melakukan bagaimana ada gap, ini sebuah pembangunan yang yang sedang dikebut dipercepat bahkan juga kalau bisa semua serba infrastrukturnya serba lengkap tetapi kita kehilangan kekuatan yang sebenarnya nanti akan menjalankan pembangunan ini. Gimana kita mau meneruskan pembangunan yang dihentikan kalau masyarakatnya masih belum sejahtera, kekerasan masih tinggi hal itu performa negara," ucap Mike dalam Diskusi 30 Tahun 16HAKTP: Dibalik Ganjalan Tantangan yang ditayangkan YouTube Berita KBR, Kamis (25/11/2021).

Mike menuturkan, sebuah negara yang sejahtera bisa terlihat dari angka kekerasannya yang rendah. Menurutnya, negara yang memperhatikan kesetaraan gender akan lebih kuat dari segi kesejahteraan masyarakatnya. Indonesia, kata dia, masih belum sepenuhnya memprioritaskan persoalan ketimpangan gender.

"Jadi percuma kita mau menguatkan pertumbuhan ekonomi, kalau kita tidak memperhatikan ini semua yang berkaitan dengan berbasis gender dan hak asasi manusia itu tidak akan berjalan," tuturnya.

Baca juga:

Hari Anti- Kekerasan Perempuan, Menteri PPPA: Selama Pandemi Kasus Meningkat

Menteri Nadiem: Tidak Hanya COVID-19, Kita Juga Menghadapi Pandemi Kekerasan Seksual

Sebagai informasi, Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism Against Gender Violence) merupakan kampanye internasional, untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.

Gerakan ini diinisiasi oleh Komnas Perempuan di Indonesia. Aktivitas ini sendiri pertama kali digagas oleh Women’s Global Leadership Institute tahun 1991 yang disponsori oleh Center for Women’s Global Leadership.

Setiap tahunnya, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.

Editor: Fadli Gaper

  • 16HAKTP
  • KPI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!