BERITA

Amerika Sebut Tujuan Pembangunan Indonesia 'Ambisius'

Amerika Sebut Tujuan Pembangunan Indonesia 'Ambisius'

KBR, Jakarta - Kamar Dagang Amerika Serikat (AS) atau US Chamber of Commerce menilai Indonesia punya tujuan pembangunan yang 'ambisius'.

Hal itu disampaikan Charles Freeman, Senior Vice President US Chamber of Commerce untuk Asia, dalam acara The 7th US-Indonesia Investment Summit 2019 di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

“Perusahaan-perusahaan Amerika ada di sini dan siap berinvestasi untuk membantu Indonesia mencapai tujuan pembangunannya yang ambisius,” kata Charles, seperti dilansir Antara, Kamis (21/11/2019).

Pimpinan asosiasi pengusaha Amerika itu tidak menjelaskan secara rinci tujuan pembangunan mana yang ia maksud. Namun, menurut dia, Indonesia perlu melakukan sejumlah terobosan untuk mencapai tujuannya.

US Chamber of Commerce lantas memberi empat poin masukan agar Indonesia bisa menarik semakin banyak investasi, yakni:

    <li>Pemerintah Indonesia perlu melakukan konsultasi publik sebelum menerbitkan peraturan, untuk meningkatkan kepatuhan. </li>
    
    <li>Pemerintah perlu membentuk badan khusus untuk menganalisa konsekuensi produk hukum, termasuk memetakan regulasi yang tumpang tindih.</li>
    
    <li>Pemerintah perlu memperbaiki koordinasi antarkementerian dan lembaga.</li>
    
    <li>Pemerintah perlu membuat rencana pembangunan jangka panjang.&nbsp;</li></ul>
    


    Baca Juga: PBB Ramalkan Resesi Global 2020, Apa Persiapan Indonesia? 


    Mengintip Prioritas Ekonomi Jokowi

    Di berbagai kesempatan terpisah, Presiden Jokowi sesungguhnya sudah menyebut-nyebut tujuan prioritas ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

    Dalam rapat terbatas soal perdagangan pekan lalu (11/11/2019) misalnya, Jokowi menyebut akan berfokus mengurangi impor BBM lewat pembangunan kilang minyak.

    "Saya mengingatkan lagi agar para menteri untuk konsentrasi pada langkah-langkah terobosan untuk mengurangi angka impor kita, baik itu impor BBM yang menjadi penyumbang defisit terbesar," kata Jokowi, seperti dilansir situs Sekretariat Kabinet RI, Senin (11/11/2019).

    "Oleh sebab itu, pembangunan kilang harus menjadi prioritas dan lifting produksi minyak di dalam negeri juga harus terus kita tingkatkan. Termasuk di dalamnya adalah pengolahan energi baru terbarukan seperti B20, untuk segera bisa masuk ke B30, lalu B100," lanjut Jokowi.

    Selain pengurangan impor BBM, dalam rapat terbatas itu Jokowi menekankan sejumlah prioritas lain bagi perekonomian nasional, yakni:

      <li>Meningkatkan investasi di sektor industri barang substitusi impor.</li>
      
      <li>Menggenjot ekspor lewat penandatanganan perjanjian dagang internasional.</li>
      
      <li>Membenahi promosi luar negeri untuk produk-produk ekspor, pariwisata dan investasi.</li>
      
      <li>Memperkuat ekspansi dan ekspor sektor jasa melalui penguatan sumber daya manusia besar-besaran.</li></ul>
      


      Editor: Agus Luqman

  • Presiden Jokowi
  • bbm
  • impor bbm
  • investasi
  • kemudahan investasi
  • ekspor

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!