HEADLINE

Walhi Jatim Pesimistis Polisi Usut Kasus Ancaman Jurnalis di Lumajang

"Kasus aktivitas tambang ilegal dan pembunuhan Salim Kancil belum kelar"

Zulpakar

Walhi Jatim Pesimistis Polisi Usut Kasus Ancaman Jurnalis di Lumajang
Aktivis gelar acara solidaritas untuk aktivis anti tambang Salim Kancil yang dibunuh (Foto: Eko Widianto/KBR)

KBR, Jakarta- LSM lingkungan Walhi Jawa Timur pesimistis proses hukum yang dialami tiga wartawan saat meliput berita terkait mafia tambang pasir besi di Selok Awar-awar, Lumajang, bisa tuntas 100 persen. Direktur Walhi Jawa Timur Ony Mahardika mengatakan hingga kini kasus soal aktivitas tambang pasir dan pembunuhan aktivis Salim Kancil, belum selesai. Apalagi, warga korban teror juga minim mendapat perlindungan dari negara.

"Saya sedari awal optimis sih kasus kejahatan lingkungan ini bisa tuntas. Tapi ngeliat kawan-klawan wartawan juga aktivis lingkungan dapat teror, ya pesimis. Tak ada perlindungan serius, padahal ini kan kejahatan negara. Sudah ilegal ngabisin uang negara, tetep saja nggak bisa bongkar," kata Ony Mahardika saat dihubungi KBR, Sabtu (07/11).

Ony juga menilai rotasi beberapa pejabat kepolisian yang terlibat suap dan sertifikasi tak cukup memberikan keadilan bagi para korban. Dia meminta para pejabat yang terlibat dan dirotasi tersebut diusut tuntas keterlibatannya. 

Sebelumnya kepolisian menjamin bakal usut kasus ancaman terhadap tiga jurnalis peliput aktivitas tambang pasir ilegal di Lumajang. Ketiga jurnalis mendapat teror pembunuhan akibat pemberitaan tersebut.

Editor: Dimas Rizky

  • tambang
  • Ilegal
  • hukum
  • teror
  • jurnalis

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!