HEADLINE

Syiah OASE: Klaim Bima Soal Bogor Toleran, Bohong Besar!

Syiah OASE: Klaim Bima Soal Bogor Toleran, Bohong Besar!

KBR, Jakarta- Organisasi Syiah OASE (Organization of Ahlulbayt for Social Support and Education) membantah klaim Walikota Bogor Bima Arya dalam Konferensi Bhinneka Tunggal Ika di Florence, Italia. Dalam konferensi tersebut, Bima memamerkan keberagamaan dan kerukunan antarumat beragama di Bogor.

Juru bicara OASE Ferdi Irwandi mengatakan, pernyataan Bima tersebut tidak berdasar lantaran banyak diskriminasi diterima kelompok minoritas seperti Syiah dan GKI Yasmin.

"Pasti akan protes itu, karena bohong besar itu kalau memang dia ngomong keberagamaan, dia lip service atau bisa dibilang satu kemunafikan. Buktinya nyata dan kita kasih nih Ombudsman kita kalau gitu kan, kita adukan. Jadi nggak cuma kita protes, protesnya hanya suara basa-basi gitu, tapi kita juga akan sampaikan, ini buktinya," kata Ferdi kepada KBR, (7/11).

Ferdi Irwandi menambahkan, Senin pekan depan pihaknya bakal melaporkan Wali Kota Bogor Bima Arya ke Ombudsman. Kata dia, Ombudsman seharusnya merekomendasikan pencabutan surat edaran Bima yang melarang umat Syiah merayakan Asyura beberapa pekan lalu.   

Dalam konferensi walikota internasional itu Bima Arya "membanggakan" Bogor sebagai salah satu daerah yang terjalin kerukunan dan keberagamannya. Dia mencontohkan vihara Dhanagun yang bersedia menyediakan makanan bagi kaum muslim untuk berbuka puasa.

Contoh semacam itu lah yang menuai kritik karena sejumlah persoalan terkait keberagaman dan toleransi, ada di Bogor. Salah satunya penyegelan gereja GKI Yasmin dan pelarangan acara Syiah, Asyura.

Editor: Dimas Rizky

  • intoleran
  • keberagaman
  • HAM
  • keyakinan
  • GKI Yasmin
  • asyura
  • Syiah
  • Bima Arya
  • petatoleransi_08Jawa Barat_merah
  • Toleransi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!