HEADLINE

Lebih Setengah Kecamatan di Bondowoso Rawan Banjir dan Longsor

"BPBD memfokuskan pemantauan dan pengamatan di sejumlah permukiman yang terletak di bawah tebing yang rawan longsor."

Friska Kalia

Lebih Setengah Kecamatan di Bondowoso Rawan Banjir dan Longsor
Petugas BPBD menunjukkan peta rawan bencana (foto: KBR/Friska K.)

KBR, Bondowoso - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Jawa Timur mencatat ada 15 dari 23  Kecamatan   di Bondowoso   rawan banjir dan longsor. Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso, Ahmad Rahmadi mengatakan wilayah yang rawan bencana longsor merupakan wilayah lereng dengan tingkat kemiringan hingga 45 derajat. Sementara untuk wilayah rawan banjir biasanya merupakan wilayah yang berada di sepanjang daerah aliran sungai.

“Untuk daerah rawan longsor biasanya kemiringan lerengnya di atas 45 derajat seperti di Kecamatan Sempol, Binakal dan Wringin. Sementara untuk banjir Kecamatan Klabang, Prajekan, Wonosari dan Sukosari,” kata Ahmad Rahmadi kepada KBR, Senin (9/11/2015).


Dikatakan Rahmadi, berdasarkan pengalaman di musim hujan tahun lalu, BPBD menetapkan daerah rawan banjir dan longsor berada di sejumlah wilayah  seperti Kecamatan Binakal, Tegalampel, Grujukan, Curahdami, Maesan, Pakem, Wringin, Tamanan, Jambesari, Pujer, Sempol, Botolinggo hingga Taman Krocok.


Selain itu, BPBD juga memfokuskan pemantauan dan pengamatan di sejumlah permukiman yang terletak di bawah tebing yang rawan longsor. Hal ini untuk meminimalisir adanya korban jiwa jika sewaktu – waktu terjadi longsor.


“Ada beberapa desa yang memang letaknya ada di bawah tebing seperti Desa Binakal dan Desa Sumber Canting. Sangat rawan terhadap longsor, makanya kami pantau terus apalagi intensitas hujan sudah mulai sering turun,” imbuhnya.


Tak hanya itu, BPBD juga melakukan pemeriksaan berkala pada alat deteksi longsor yang dipasang di tiga wilayah rawan yakni Desa Banyuwuluh Kecamatan Wringin, Desa Kembangan Kecamatan Binakal, dan Desa Kupang Kecamatan Pakem.


Editor: Rony Sitanggang

  • rawan banjir dan longsor
  • Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso
  • Ahmad Rahmadi
  • 15 kecamatan
  • peta rawan bencana

Komentar (2)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • Winda8 years ago

    Jika memang sudah menjadi kebiasaaan terjadi longsor pada musim hujan, seharusnya pemda setempat mencari solusi jauh-jauh hari sebelumnya. Dan diupayakan bagaimana supaya tidak terjadi longsor. Jika memang tempat itu berbahaya untuk ditinggali penduduk, kasih solusi. Relokasi misalnya,menyediakan tempat berlindung yang layak,memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa tempat itu berbahaya. dsb. Trus cari penyebab mengapa bisa longsor.

  • nadhir8 years ago

    postingan tersebut sangat menarik. saya ingin bertanya, sejauh ini adakah dari pihak masyarakat khususnya warga perempuan Bondowoso yang ikut serta dan berperan aktif terhadap tanggap bencana tersebut?