HEADLINE

Jurnalis yang Diteror di Lumajang: Kami Tak Takut dan Terus Beritakan

"Dia menjadi salah satu dari tiga jurnalis yang diancam dibunuh"

Jurnalis yang Diteror di Lumajang: Kami Tak Takut dan Terus Beritakan
Aktivitas tambang pasir di Lumajang (Foto: www.jatimprov.go.id)

KBR, Jakarta- Salah satu wartawan yang diteror saat meliput berita penambangan pasir ilegal dan pembunuhan Salim Kancir mengaku tak gentar dan akan tetap melanjutkan peliputan. Abdul Rahman dari salah satu media televisi nasional itu mengatakan meski awalnya khawatir, namun dia yakin teror hanya bagian kekecewaan sejumlah pihak yang tak senang, dengan pemberitaan tambang pasir illegal. Dia menduga, karena pemberitaan media massa, sejumlah pihak merasa terancam pekerjaannya.

"Beberapa bulan ini kan ada moratorium penambangan pasir di kabupaten Lumajang, mungkin temen-temen wartawan terlalu mengekpos penambangan pasir ini sehingga sebagian masyarakat kehilangan mata pencaharian," kata Abdul Rahman saat dihubungi KBR, Sabtu (07/11).

Abdul Rahman menambahkan, tak mengetahui apakah sang peneror dari aparat atau preman setempat. Namun dia masih mempertanyakan teror tersebut lantaran peliputan yang dilakukan media sudah berlangsung kurang lebih sebulan. Namun ancaman baru muncul belakangan. 

Sebelumnya tiga jurnalis tv mendapat ancaman pembunuhan dan penyerangan dengan menggunakan bom molotov. Mereka meliput soal penambangan pasir ilegal dan pembunuhan aktivis Salim Kancil. Kepolisian Daerah Jawa Timur berjanji bakal menyelidiki kasus teror tersebut.

Editor: Dimas Rizky

  • jurnalis
  • teror
  • lumajang
  • tambang ilegal
  • hukum
  • berita

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!