BERITA

Ini Tiga Isu yang Dibahas di Pertemuan Kedua Jokowi-Prabowo

""Juga yang berkaitan dengan masalah koalisi, tapi ini untuk urusan satu ini belum final, tapi kami sudah berbicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra untuk masuk ke koalisi kita""

Dian Kurniati

Ini Tiga Isu yang Dibahas di Pertemuan Kedua Jokowi-Prabowo
Jokowi berjabat tangan Prabowo Subianto usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo kembali bertemu dengan rivalnya saat Pemilihan Presiden April kemarin, Prabowo Subianto, setelah pertemuan di stasiun moda raya terpadu (MRT) Lebak Bulus, medio Juli 2019.

Pada pertemuan kedua ini, Jokowi mengundang Ketua Umum Partai Gerindra itu ke Istana Merdeka, dan membahas tiga hal, di antaranya dinamika perekonomian Indonesia, di tengah tekanan ekonomi dunia, pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur, dan koalisi Partai Gerindra dengan Pemerintahan Jokowi.


"Juga yang berkaitan dengan masalah koalisi, tapi ini untuk urusan satu ini belum final, tapi kami sudah berbicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra untuk masuk ke koalisi kita," kata Jokowi di Istana Negara, Jumat (11/10/2019).

Dalam pertemuan itu, kata Jokowi, Prabowo juga menekankan pentingnya stabilitas keamanan dan politik sebagai payung, agar penurunan ekonomi global tidak mempengaruhi ekonomi di dalam negeri. Selain itu, lanjutnya, Prabowo juga berjanji membantu mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai dua digit.

Jokowi juga sempat meminta dukungan Prabowo, agar rencana pemindahan ibu kota negara terealisasi dengan baik. Sedangkan untuk koalisi, Jokowi menyebut Partai Gerindra belum memberikan keputusan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahannya, lima tahun mendatang.


Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyatakan kesediaannya mendukung Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin yang akan dilantik pada Minggum 20 Oktober 2019.


Prabowo menyebut, dukungan kepada pemerintahan Jokowi itu akan diberikan, baik jika Partai Gerindra bergabung dalam koalisi, maupun tetap sebagai oposisi.


"Apabila kami diperlukan, kami siap untuk membantu. Kalau umpamanya kita tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal di luar sebagai check and balances, sebagai penyeimbang. Kan kita di Indonesia enggak ada oposisi ya, Pak. Tetap kita merah putih di atas segala hal, kita akan berperan. Saya kira demikian. Hubungan saya baik, bisa dikatakan mesra begitu Pak ya? Banyak yang enggak suka ya?" kata Prabowo di lokasi yang sama.


Selain itu, Prabowo Subianto juga berjanji menghadiri pelantikan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024, pada 20 Oktober 2019. Ia juga telah berjanji untuk bertemu dengan pimpinan MPR, Bambang Soesatyo, untuk menerima undangan pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin.


"Ya kalau diundang ya hadir lah. Bagaimana sih, kalau diundang lurah juga ya harus hadir. Ya, kita sebagai negara, kita harus bersatu. Sebagai bangsa, kita harus bersatu. Kalau ada kekurangan, ya kita selesaikan di dalam ruangan," lanjut Prabowo.


Prabowo juga mengklaim telah melupakan pertarungan politik pada Pilpres yang telah rampung.


Prabowo beralasan, pasangan calon yang berkompetisi pada Pilpres harus tetap kompak untuk kepentingan negara yang lebih besar.


Kamis (10/10/2019) kemarin, Jokowi juga menjamu Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.


Editor: Kurniati Syahdan

  • Jokowi
  • Prabowo Subianto
  • Koalisi
  • Kabinet Jokowi-Amin
  • Pilpres

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!