HEADLINE
Gerindra Tidak Mengemis Jabatan di Kabinet Jokowi
""Kami tidak dalam posisi meminta-minta atau menawarkan, apalagi ikut campur atau mengintervensi," ujar politikus Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria."
Astri Septiani
KBR, Jakarta - Politikus Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria menyatakan, partainya tidak pernah meminta-minta "jatah" menteri di Kabinet Jokowi periode kedua. Hal itu disampaikannya, menanggapi pertanyaan wartawan soal pernyataan sikap politik
Prabowo Subianto yang terkesan tidak gamblang apakah akan masuk ke koalisi atau
jadi oposisi. Apalagi karena Presiden Jokowi juga belum mengumumkan susunan kabinet pemerintahannya. Meski begitu, Ahmad Riza Patria menyatakan,
Gerindra bakal menghormati seluruh pilihan Jokowi.
"Pak Prabowo Subianto dan Partai Gerindra tidak pernah berubah sikapnya, kami tidak dalam posisi meminta-minta atau menawarkan, apalagi ikut campur atau mengintervensi. Semuanya menjadi kewenangan presiden terpilih. sikap Gerindra siap membantu sebagaimana Pak Prabowo sampaikan, apabila pemerintah memerlukan, negara memerlukan Pak Prabowo dan Gerindra siap membantu," kata Riza di Kompleks Parlemen RI, Kamis (17/10/2019).
Selain itu, kata Ahmad Riza, Gerindra percaya bahwa di periode kedua, Jokowi sudah lebih paham siapa yang bakal cocok mengisi kursi menteri-menteri di kabinetnya. Ia meyakini menteri Jokowi nanti bakal mewakili berbagai elemen masyarakat.
"Dalam
periode kedua, Pak Jokowi sudah lebih memahami dan mengerti. Pasti akan
mengisi orang-orang terbaik apakah dari partai politik, dari
profesional, atau dari semua perwakilan laki-laki, perempuan, mewakili
etnis suku, daerah, provinsi, latar belakang, maupun agama. Saya kira sudah
dipertimbangkan dengan masak untuk mencapai kemajuan lima tahun
mendatang," pungkasnya.
Editor: Fadli Gaper
- Partai Gerindra
- Kabinet
- Ahmad RIza Patria
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!