HEADLINE

Panitia Festival Ubud: Pembatalan Sesi 65, Sudah Disebar ke Peserta

Panitia Festival Ubud: Pembatalan Sesi 65, Sudah Disebar ke Peserta

KBR, Jakarta- Panitia penyelenggara festival sastra dan budaya Ubud, Bali mengaku sudah menginformasikan pembatalan sesi pembahasan peristiwa 1965. Koordinator Media Nasional even, Hanna Nabila mengaku sudah berupaya maksimal menegosiasikan pembatalan sesi tersebut. Dalam sesi itu, panitia mengundang keluarga korban, dan peneliti dari universitas luar negeri.

"Acara tidak dibatalkan hanya beberapa program terkait penyembuhan dan rekonsiliasi saja. Dengan sangat menyesal dan berat hati, tapi festival akan tetap berjalan. Kami menghadirkan beberapa keluarga korban sih, beberapa pun dari pelaku zaman orde baru ada yang terlibat, dalam diskusi ini kita tidak hanya membuka luka lama tapi bagaimana mereka menghadapi hal tersebut dan sekarang banyak yang sudah berprestasi, kebanyakan mereka dari keluarga korban," kata Hanna Nabila kepada KBR, Sabtu (24/10).

Meski tahun ini event tersebut dibatalkan, Hanna memastikan event serupa tetap diselenggarakan di tahun berikutnya. Menurut Hanna itu penting untuk membuka pemahaman publik terkait peristiwa pembantaian massal tahun 1965 yang diperkirakan menelan korban mencapai 500 ribu sampai 3 juta orang di berbagai daerah. Sedangkan ratusan orang dipenjara dan sekitar 12.000 orang di buang ke Pulau Buru untuk menjalani kerja paksa.


Ubud Writers& Readers Festival 2015 akan berlangsung selama sepekan mulai dari 28 Oktober 2015 hingga 1 November 2015 di Ubud, Bali. Komite penyelenggara festival secara resmi mengumumkan pembatalan tiga agenda diskusi panel mereka yang membahas peristiwa 1965. Selain itu agenda lain yang juga dibatalkan adalah pemutaran Film The Look of Silence atau Senyap.

Editor: Dimas Rizky

  • Festival Penulis Ubud
  • Budaya
  • seni
  • kasus 65
  • dibatalkan
  • berita
  • petatoleransi_02Bali_merah
  • Toleransi
  • ubud

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!