BERITA

Ribuan Vaksin Sinovac di Aceh Tenggara Mubazir, Apa Sebabnya?

"Ribuan dosis vaksin Sinovac di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, mubazir alias tidak terpakai."

Erwin Jalaludin

Vaksin Sinovac kedaluwarsa
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Lhokseumawe, Amrullah, memperlihatkan vaksin Covid-19 produksi Sinovac. Foto: KBR/Erwin Jalaluddin.

KBR, Aceh Tenggara– Ribuan dosis vaksin Sinovac di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, mubazir alias tidak terpakai.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tenggara, Sukri Manto menjelaskan, salah satu penyebab vaksin tersebut rusak karena kemasannya sudah dibuka saat proses penyuntikan.

Namun, karena banyak warga yang tak lolos penapisan atau screening, akibatnya sekira 1.818 dosis vaksin Sinovac tak bisa dipakai.

Kata dia, per kemasan Sinovac terdiri dari 10 dosis. Vaksin tersebut dubuka saat awal mula vaksinasi di sana pada Mei lalu.

"Memang di awal-awal kegiatan vaksinasi di Aceh Tenggara dahulu, masyarakat masih kurang antusias. Sehingga, vaksin yang satu vial 10 dosis itu yang datang hanya 6 orang saja, jadi yang tersisa 4 dosis itu tidak terpakai," kata Sukri Manto kepada KBR, Senin (13/9).

Baca juga: 

Kabid P2P Dinkes Aceh Tenggara, Sukri Manto menambahkan, masa daya tahan vaksin jenis Sinovac hanya 6 jam setelah terbuka dari kemasannya.

"Makanya, sekarang kemasan Sinovac sudah diganti pemerintah menjadi 2 dosis per vial atau kemasan," terangnya.

Data terakhir soal cakupan vaksinasi Covid-19 di Aceh Tenggara, sebanyak 32.484 jiwa atau 19,30 persen dari total sasaran 167.728 orang.

Editor: Sindu

  • Vaksin Sinovac
  • Coronavac
  • Covid-19
  • Vaksinasi Covid-19
  • Vaksinasi di Aceh Tenggara
  • Vaksin Sinovac Mubazir
  • Kemenkes
  • Satgas Covid-19
  • Dinas Kesehatan Aceh Tenggara

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!