BERITA

Virus Zika, Malaysia Larang Kunjungan Sekolah ke Singapura dan Filipina

Virus Zika, Malaysia Larang Kunjungan Sekolah ke Singapura dan Filipina

KBR- Kementerian Pendidikan Malaysia memberlakukan larangan sementara di sekolah-sekolah untuk melakukan kunjungan pendidikan ke Singapura dan Filipina. Hal itu untuk mencegah penyebaran virus Zika.

Kementerian mengeluarkan edaran nasional untuk semua otoritas pendidikan negara dan tingkat kabupaten.


"Sebuah surat edaran yang dikeluarkan untuk semua dinas pendidikan kabupaten, departemen pendidikan negara dan sekolah untuk semua perjalanan ke Singapura dan Filipina harus ditunda untuk sementara waktu karena kasus Zika di negara-negara," New Straits Times mengutip Menteri Pendidikan Mahdzir Khalid.


Malaysia melaporkan kasus pertama Zika pada 1 September lalu, setelah seorang perempuan 58 tahun tertular virus tersebut, ketika pulang mengunjungi Singapura. Arahan Menteri Pendidikan Malaysia akan tetap berlaku, sampai ada kabar terbaru soal situasi Zika di Singapura dan Malaysia.


Untuk mengantisipasi viruz Zika, pemerintah Malaysia juga mewajibkan seluruh kendaraan dari dan menuju Singapura agar disemprot dengan obat nyamuk. Ketua Komite Kesehatan dan Lingkungan negara bagian Johor, Ayub Rahmay mengatakan, langkah ini dilakukan seiring dengan peningkatan kasus zika di Singapura. Apalagi, kata dia, Johor menjadi salah satu pintu gerbang antara Singapura dan Malaysia.


Ia pun menjelaskan, seluruh kendaraan yakni truk, bus umum, bus sekolah, mobil pribadi dan kereta api harus dipastikan terbebas dari nyamuk yang membawa virus zika. Pemerintah daerah dan aparat keamanan juga diminta fokus pada kebersihan masing-masing wilayah. (straitstimes dan channelnewsasia)


Berita lain: Hadapi Ancaman Radikal, Presiden Hollande Serukan Gerakan 'Islam Prancis'

  • virus zika
  • Malaysia
  • Singapura

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!