HEADLINE

Paket Kebijakan Ekonomi II Dibuat Mini, Supaya Mudah Diingat Pebisnis

Paket Kebijakan Ekonomi II Dibuat Mini, Supaya Mudah Diingat Pebisnis

KBR, Jakarta – Pemerintah pada Selasa (29/9) siang akan merilis paket kebijakan ekonomi jilid II, atau Paket 29 September.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyebut paket kebijakan ekonomi jilid  2 akan berjumlah lebih sedikit dibanding paket pertama.


Ini agar tiap kebijakan yang diubah dalam paket jilid 2 bisa lebih diingat masyarakat, terutama para pelaku bisnis.


"Pemerintah tidak akan mengumumkan banyak-banyak lagi sekaligus. Seperti yang lalu itu. Akhirnya berubah jadi angka-angka dia, ada sekian Perpres, sekian PP, sekian Permen. Mungkin kita hanya akan menjelaskan beberapa saja. Pemerintah mungkin tiga kebijakan, kemudian BI juga akan ada, OJK juga akan ada," kata Darmin di Kantor Presiden, Selasa (29/9).


Darmin menambahkan, paket kebijakan ekonomi pertama nantinya akan dijelaskan ulang per kementerian. Supaya para pelaku bisnis lebih ingat.


Rencananya paket kebijakan ekonomi jilid 2 akan dirilis siang ini. Presiden Joko Widodo meminta  para menteri ekonomi datang ke Istana pada Selasa siang pukul 13.30 WIB.


Darmin Nasution mengatakan kebijakan pemerintah yang rencananya akan diubah atau disederhanakan dalam paket jilid 2 ini menyangkut industri, ekspor dan keuangan.


Pada 9 September lalu, Presiden Jokowi merilis paket kebijakan ekonomi jilid pertama. Pada paket 9 September itu ada 89 peraturan yang dirombak dari 154 yang masuk dalam kajian tim ekonomi.


Perombakan peraturan itu ditujukan untuk menghilangkan duplikasi serta memangkas peraturan yang tidak relevan dan menghambat daya saing industri nasional. Salah satunya adalah memangkas tahap perizinan ekspor impor barang masuk.


Editor: Agus Luqman 

  • paket kebijakan ekonomi
  • Darmin Nasution
  • Presiden Jokowi
  • Jokowi
  • ekonomi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!