HEADLINE

Kemenkes : Kasus ISPA Akibat Bencana Asap Menurun Dibanding Tahun Lalu

Kemenkes : Kasus ISPA Akibat Bencana Asap Menurun Dibanding Tahun Lalu

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan   mencatat 40 per 10 ribu orang di Sumatera dan Kalimantan menderita infeksi saluran pernapasan (ISPA) akibat bencana asap. Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto mengaklaim, jumlah ini lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 50 per 10 ribu orang. Kata dia, Provinsi Riau memiliki jumlah kasus lumayan tinggi lantaran banyak mendapat kiriman asap dari Sumatera Selatan, karena faktor arah angin. Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan belum menemukan kasus berat.

"Kalau kita lihat dari kasusnya pada kondisi bencana, incidence rate-nya untuk infeksi saluran pernafasan sekitar antara 40 orang per 10 ribu penduduk. Di dalam kondisi tidak bencana, mungkin angka ini sekitar 30 orang per 10 ribu penduduk, artinya ada peningkatan. Di Provinsi Riau sudah mengarah pada ke 40an, incidence rate. Kalau di hadapankan pada jumlah mungkin sekitar 20 ribuan," kata Achmad di Kementerian Kesehatan (8/9).


Achmad Yurianto menambahkan, jumlah kasus ISPA di daerah Sumatera relatif menurun lantaran kesadaran dan antisipasi masyarakat sudah meningkat. Ini mengingat masyarakat Sumatera, terutama Riau telah bergumul dengan asap sejak belasan tahun. Guna mengurangi dampak asap Kementerian Kesehatan telah memberikan bantuan masker sebanyak 65 ribu melalui Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Selain kasus ISPA, bencana asap juga menyebabkan penyakit pneumonia, asma, iritasi mata, dan iritasi kulit.  

Editor: Rony Sitanggang

  • Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan
  • Achmad Yurianto
  • ispa
  • asap
  • riau
  • incidence rate
  • pneumonia
  • asma
  • iritasi mata
  • iritasi kulit
  • masker

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!