HEADLINE

Kekeringan, BPBD Cilacap Kesulitan Salurkan Air Bersih

Kekeringan, BPBD Cilacap Kesulitan Salurkan Air Bersih

KBR, Cilacap – Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mengaku kesulitan menyalurkan air bersih ke daerah yang krisis air. Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Komara mengatakan BPBD Cilacap mengalami kendala keterbatasan armada dan persebaran wilayah krisis air bersih. Untuk mengantisipasi hal itu, BPBD bekerja sama juga dengan berbagai pihak. Di antaranya, Bakorwil Banyumas, PMI dan sejulah perusahaan swasta.

"Kita dapat bantuan droping air dari Bakorwil (Badan Koordinasi Wilayah) III Banyumas. Dari PMI juga membantu dropping air, dari Kodim juga mau dropping. BRI juga sudah mulai dropping bekerjasama dengan kita. Yang akan datang BPN sudah menyatakan siap. Sebentar lagi BPN akan droping air. Ada juga Pertamina akan membantu droping bulan depan." Ujar Komara.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Komara menambahkan hingga akhir Agustus, BPBD Cilacap menerima permintaan dropping air bersih dari 11 kecamatan yang berbeda. BPBD telah mengirim 200 lebih tangki air bersih ke daerah yang membutuhkan.

Setiap tahun Cilacap memang menjadi salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang paling parah terdampak kekeringan. Di wilayah pegunungan, sumur dan mata air mengalami mengering. Sedangkan di dataran rendah, air sumur warga mengandung timbra sehingga tidak bisa dikonsumsi.

Sementara, warga Gandrungmanis Kecamatan Gandrungmangu, Caryati mengatakan sangat bergantung pada bantuan air bersih pemerintah. Sebab, kebutuhan air minumnya dicukupi dengan mengambil dari jarak sekitar satu kilometer. Ia menjelaskan, sumurnya tidak bisa dikonsumsi lantaran berwarna kuning dan berbau karat besi.


Editor: Rony Sitanggang

  • Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap
  • Komara
  • kekeringan
  • air bersih
  • distribusi
  • krisis air
  • 11 kecamatan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!