HEADLINE

Kamis, Rekomendasi Pemenang Proyek Kereta Cepat Diserahkan ke Presiden

"Darmin mengatakan rekomendasi itu terkait kelebihan dan kekurangan dari kedua proposal baik yang diajukan oleh Jepang maupun dari Tiongkok. "

Kamis, Rekomendasi Pemenang Proyek Kereta Cepat Diserahkan ke Presiden
Ilustrasi kereta api cepat. (Sumber foto situs www.setkab.go.id)

KBR, Jakarta - Menko Perekonomian Darmin Nasution akan menyerahkan rekomendasi final tentang proyek kereta cepat kepada Presiden Joko Widodo besok. 

Darmin mengatakan rekomendasi itu terkait kelebihan dan kekurangan dari kedua proposal baik yang diajukan oleh Jepang maupun dari Tiongkok. 

Karena menunggu melapor dulu kepada Presiden, Darmin menolak membeberkan apakah proyek itu layak atau tidak serta proposal mana yang lebih unggul.

"Memang kalau dilihat dari hasil assesment dari konsultan, lebih ditekankan kepada track record pengalaman, ditekankan kepada komitmen apa yang harus dipikul pemerintah," kata Darmin usai rapat bersama menteri ekonomi dan konsultan Boston Consulting Group (BCG) di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (2/9/2015). 

Untuk melihat sejauh mana kelayakan dari proposal yang disodorkan Jepang dan Cina, pemerintah menggunakan jasa konsultan  Boston Consulting Group (BCG) asal Amerika Serikat.

Darmin mengatakan ada empat faktor yang dinilai yakni terkait resiko yang ditanggung pemerintah, track record pengalaman dan teknologi, dampak sosial ekonomi serta rencana proyeknya.

Dari empat faktor itu, tambah Darmin, konsultan bahkan memberikan skor. Antara lain jika dilihat dari dampak sosial ekonomi maka lebih unggul Cina. Sementara dari  track record pengalaman terutama teknologi maka Jepang lebih unggul.

Proyek kereta api cepat Indonesia yang diwacanakan sekelas Shinkansen dengan kecepatan 300 kilometer per jam akan melayani rute Jakarta-Bandung. Untuk rute Jakarta-Bandung, kereta cepat akan memangkas waktu tempuh perjalanan dari dua hingga tiga jam menjadi sekitar 34 menit.

Jepang sudah terlebih dahulu melakukan studi kelayakan tahap pertama dan menyerahkan proposal kepada pemerintah RI. Dalam dokumen studi kelayakan Jepang, terdapat wacana rute kereta cepat ini juga akan melayani konektivitas ke Cirebon, bahkan hingga Surabaya.

Menurut data Bappenas, dari proposal Jepang diketahui biaya pembangunan rel dan kereta cepat sebesar 6,2 miliar dolar AS.

Sedangkan, Tiongkok melakukan studi kelayakan setelah Jepang. Berdasarkan proposal, Tiongkok menawarkan proyek senilai 5,5 miliar dolar AS.

Pemerintah sebelumnya berencana mulai mengerjakan proyek ini pada 17 Agustus lalu, namun diundur karena pemerintah belum selesai mengkaji rekomendasi dari konsultan.

Editor: Agus Luqman 

  • kereta api cepat
  • Kereta Super Cepat
  • Shinkansen
  • Darmin Nasution
  • kereta cepat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!