HEADLINE

BNPB Akan Terapkan Sistem Peringatan Dini Kebakaran Lahan

"Pola peringatan dini tersebut akan melibatkan masyarakat. Sehingga, nantinya masyarakat mampu turut menanggulangi bahaya kebakaran lahan dan hutan lebih dini."

Aisyah Khairunnisa

BNPB Akan Terapkan Sistem Peringatan Dini Kebakaran Lahan
Ilustrasi. Pantauan satelit NOAA terhadap titik api (hotspot) kebakaran hutan dan lahan. (Foto: kemendagri.go.id)

KBR, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menyatakan akan fokus pada upaya pencegahan kebakaran hutan. 

Presiden Joko Widodo menunjuk Willem sebagai Kepala BNPB yang baru, menggantikan Syamsul Maarif. Willem dilantik pada Senin (7/9).

Willem mengatakan selama ini kebakaran hutan terus terjadi karena upaya pencegahan yang kurang maksimal. Karena itu, ia akan menerapkan sistem peringatan dini kebakaran lahan dan hutan di tengah masyarakat. 

Pola peringatan dini tersebut, kata Willem, akan melibatkan masyarakat. Sehingga, nantinya masyarakat mampu turut menanggulangi bahaya kebakaran lahan dan hutan lebih dini.

"Sudah ada kebijakan pemerintah dan instruksi presiden, jelas bagaimana menanggulangi asap yang sudah jadi masalah nasional. Ini berdampak serius bukan hanya ekonomi tapi juga kesehatan. Dan ini sudah ditangani. Sebelum terjadi kebakaran kita perkuat Early System dan Early Detection serta memberi pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya asap dan melibatkan masyarakat untuk menangani ini," jelas Kepala BNPB Willem Rampangilei di Istana Negara, Senin (7/9/2015).

Willem yakin Indonesia akan terbebas dari kebakaran lahan dan hutan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga lahan dan hutan.

Sebelumnya, ratusan ribu hektare lahan terbakar di Jambi, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat, dan Pulau Jawa. BNPB sendiri sudah mengerahkan, beberapa pesawat untuk melakukan water bombing di Riau, Jambi dan Sumatera Selatan serta Kalimantan.

Saat ini di wilayah Sumatera, titik api (hotspot) terbanyak berada di Jambi dan Sumatera Selatan. BMKG Riau mencatat dari pantauan satelit, pada Senin (7/9) ada 400-an titik api di wilayah Sumatera, meningkat dari hari sebelumnya sekitar 150 titik. 

Jambi menyumbang titik panas terbanyak, 170 titik, disusul Sumatera Selatan 79 titik, Bangka Belitung 77 titik, Lampung 33 titik, Bengkulu lima titik, Sumatera Barat empat titik dan Riau dua titik. 

Editor: Agus Luqman 

  • peringatan dini
  • deteksi dini
  • kebakaran hutan dan lahan
  • BNPB
  • hotspot
  • kabut asap

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!