BERITA

Apa yang Menjanjikan dari 169 Janji?

Apa yang Menjanjikan dari 169 Janji?
Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) memiliki 17 tujuan dan 169 target.

KBR, New York dan Jakarta – Pemerintah Indonesia resmi mengadopsi Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGS) yang berisi 17 tujuan  dan 169 target - berakibat pada keraguan prioritas atas pilihan yang sangat banyak.

Adopsi tersebut dilakukan di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, September lalu, bersama dengan 190-an negara anggota PBB lainnya. Selanjutnya setiap negara - termasuk Indonesia - akan menyusun sendiri indikator nasional dari tiap-tiap target.

Penyusunan itu tidak akan mudah, pasalnya pemerintah harus membuat indikator dari 169 target. “Kalau masing-masing target saja ada dua indikator, kita perlu menyusun setidaknya 300,” ujar Dyah Saminarsih, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan SDGs.

Angka tersebut jauh lebih banyak ketimbang Agenda Pembangunan Millenium (MDGs) yang hanya memiliki 8 tujuan dengan 17 target.

International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) menyatakan indikator Indonesia harus disusun dengan cermat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Senior Advisor INFID Mikhael Bobby Hoelman mengatakan, ketika melaksanakan Agenda Pembangunan Millenium (MDGs) kemarin, pemerintah hanya mengandalkan indikator dari PBB. "Pemerintah kesannya sangat malas," ujarnya di Jakarta.

PBB melalui badan statistiknya akan menetapkan indikator global dari seluruh target SDGs pada Maret mendatang.

Namun indikator global kadang tidak sesuai dengan kondisi Indonesia. Misalnya indikator kemiskinan yang hanya 1,25 dollar Amerika atau setara 16 ribu Rupiah saja.

Sementara pemerintah Indonesia belum akan menyusun indikator dan menetapkan prioritas. "Itu masih lama," ujar Dyah, dan menambahkan saat ini pemerintah masih fokus pada kerangka lembaga SDGs. Pemerintah berencana mengubah Sekretariat MDGs menjadi Sekretariat SDGs dan tetap di bawah Bappenas.

Dari 17 tujuan, mana yang duluan?

INFID mengusulkan Indonesia fokus pada target-target yang gagal saat MDGs lalu – seperti angka kematian ibu dan bayi – di samping tantangan terkini seperti kesenjangan ekonomi yang terus melebar.

Sementara itu, lembaga think tank Copenhagen Consensus Center menyatakan Indonesia harus fokus pada target-target efektif. “Kita harus menggelontorkan dana untuk target-target paling cerdas dan efektif,”  ujar Bjorn Lomborg, direktur lembaga ini di New York pekan lalu.

"Sangat mudah ketika kamu bilang akan menyelesaikan semuanya. Tapi pada kenyataannya, kamu tidak menyelesaikan apapun," tambah pria yang merupakan satu dari 100 orang paling berpengaruh versi Majalah TIME itu.  

Kata Lomborg, Indonesia jangan mengulangi kesalahan dengan menetapkan terlalu banyak prioritas. Memilih prioritas adalah waktu yang tepat untuk mengabaikan target yang tidak jelas. "Jangan janjikan 169 target, tapi janjikan target-target paling hebat," pungkasnya. 

Lembaga ini melansir daftar target yang efektif dan tidak. Dalam tujuan lingkungan, misalnya, lembaga ini menilai target 15.1 melindungi ekosistem air tawar akan efektif, sementara target 15.4 melindungi ekosistem gunung sulit diukur.

 

  • SDGs
  • MDGs
  • jusuf kalla
  • Joko Widodo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!