HEADLINE

100 Hektare Hutan Tempat Rehalibitasi Orangutan Terbakar

"Dalam sebulan ini lokasi rehabilitasi sudah tiga kali terbakar"

100 Hektare Hutan Tempat Rehalibitasi Orangutan Terbakar
Orang utan (Foto: Situs Yayasan BOS)

KBR, Balikpapan – Kebakaran melanda lahan rehabilitasi hutan yang berada di wilayah Pusat Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari milik Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo BOS (Borneo Orangutan Survival) Samboja Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Setidaknya ada sekitar 700 orangutan yang saat ini dalam perawatan Borneo Orangutan Survival. Ratusan orangutan tersebut, dirawat dalam areal hutan yang merupakan tempat rehabilitasi. Juru Bicara Nico Hermanu mengatakan, kebakaran terjadi bermula di dekat portal yang membatasi wilayah Samboja Lestari dengan Desa Tani Bakti. Hingga saat ini api masih berkobar dan telah melahap lahan seluas 100 hektare.

“Upaya pemadaman sampai saat ini masih dilakukan oleh staf Samboja Lestari dibantu oleh personil tentara dari Detasemen Kavaleri Kodam VI Mulawarman dan Koramil Samboja yang bertugas di dekat wilayah kerja Samboja Lestari,” kata Communications Officer BOS Nico Hermanu, Rabu (23/9).

Menurutnya, Staf Samboja Lestari telah menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran setempat dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, namun sampai saat ini belum mendapat respons. Kata dia, kebakaran tersebut bukanlah yang pertama kali terjadi. Dalam rentang sebulan terakhir, yakni pada 31 Agustus dan 1 September lalu, lahan milik Samboja Lestari juga habis dilalap api. Saat itu lahan seluas 30 hektare dari luas seluruhnya 1.852 hektare.  

Editor: Rony Sitanggang

  • orang utan
  • Communications Officer BOS Nico Hermanu
  • kebakaran hutan dan lahan
  • Pusat Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari
  • Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo BOS (Borneo Orangutan Survival) Samboja Kutai Kertanegara
  • Kalimantan Timur

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!