BERITA

Pasien COVID-19 di RS Hasan Sadikin Bandung Berkurang Setengah

"Namun, keterisian ranjang pasien (BOR) COVID-19 di instalasi gawat darurat (IGD) masih di atas angka 90 persen."

Arie Nugraha

Pasien COVID-19 di RS Hasan Sadikin Bandung Berkurang Setengah
Ilustrasi. (Foto: ANTARA/Bagus Ahmad)

KBR, Bandung - Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Jawa Barat turun lebih dari 50 persen. Penurunan terjadi sejak memasuki Agustus 2021.

Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum RSHS Bandung Muhammad Kamaruzzaman mengatakan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat selama Juni-Juli 2021 mencapai 291 pasien.

"Saat ini tinggal 154 pasien saja. Untuk ketersediaan tempat tidur, juga mengalami penurunan. Per 1 Agustus ini, terjadi penurunan sebanyak 45,49 persen. Dibandingkan dengan rerata bulan Juli 2021 yaitu 75,8 persen," ujar Kamaruzzaman dalam keterangan daring, di Bandung, Selasa (3/8/2021).

Namun, Kamaruzzaman mengakui keterisian ranjang pasien (BOR) COVID-19 di instalasi gawat darurat (IGD) masih di atas angka 90 persen.

Penurunan rata-rata jumlah pasien COVID-19 di RSHS Bandung, turut mempengaruhi ketersediaan oksigen. Menurut Kamaruzzaman, ketersediaan oksigen masih mencukupi.

"Apalagi, memang kami mendapatkan bantuan dari dari Pusat Krisis Kementerian Kesehatan, dari MBS dan LSM, kami mendapatkan oksigen konsetrator," kata Kamaruzzaman.

Selain itu, bantuan lainnya berupa tabung oksigen, sekaligus lokasi pengisiannya. Kamaruzzaman menambahkan ketersediaan alat pelindung diri (APD) juga hampir serupa kondisinya dengan oksigen.

Penggunaan APD di RSHS, hanya digunakan untuk tenaga kesehatan yang bertugas di zona merah perawatan. Artinya hanya tenaga kesehatan yang merawat pasien COVID-19.

Editor: Agus Luqman

  • COvid-19
  • pandemi
  • Bandung
  • BOR rumah sakit
  • Tabung oksigen

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!