HEADLINE

Tantowi Yahya: Perombakan Kabinet Tak Cukup Perbaiki Ekonomi

"Jokowi harus menyelesaikan persoalan politik yang saat ini masih terjadi. Di antaranya, sengketa kepengurusan dua partai PPP dan Partai Golkar, serta konflik dengan PSSI. "

Ninik Yuniati

Tantowi Yahya: Perombakan Kabinet Tak Cukup Perbaiki Ekonomi
Anggota DPR dari Fraksi Golkar Tantowi Yahya. ANTARA FOTO

KBR, Jakarta - Anggota DPR dari Fraksi Golkar Tantowi Yahya menegaskan perombakan Kabinet Kerja belum cukup untuk menjadi solusi permasalahan ekonomi.

Hal itu disampaikan Tantowi menanggapi pidato kenegaraan Presiden Jokowi di Sidang Paripurna MPR 2015. Menurutnya, Jokowi harus menyelesaikan persoalan politik yang saat ini masih terjadi. Di antaranya, sengketa kepengurusan dua partai PPP dan Partai Golkar, serta konflik dengan PSSI.


"Tidak mungkin ekonomi kita bisa baik juga, apabila stabilitas politik tidak bisa dijaga. Saya berbicara mengenai konflik antarlembaga, kemudian dua partai yang belum selesai permasalahannya, kemudian urusan Menpora yang ada urusan tersendiri dengan masyarakat olahraga. Itu adalah hal-hal yang memberi kontribusi dalam kegaduhan politik, yang sesungguhnya bisa dihindari dalam pemerintahan Pak Jokowi ini," kata Tantowi di DPR, (14/8).


Hari ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan di sidang paripurna MPR. Dalam pidato tersebut Jokowi menyinggung perombakan Kabinet Kerja merupakan salah satu cara mempercepat kinerja


Jokowi juga menyampaikan kemajuan kinerja sejumlah lembaga negara dalam sidang tahunan MPR 2015. Salah satunya adalah kinerja Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dianggap berhasil meningkatkan akuntabilitas keuangan pemerintah pusat dan daerah.




Editor: Quinawaty Pasaribu 

  • Presiden Jokowi
  • Tantowi Yahya
  • DPR
  • Sidang Paripurna MPR 2015

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!