HEADLINE

Konflik Lahan di Kebumen, TNI: Mereka Juga Memukuli Tentara

"Saat itu anggota TNI tengah memagar kawasan pertahanan RI yang telah ditetapkan lewat Kementerian Keuangan yang menetapkan kawasan tersebut sebagai aset milik TNI AD pada tahun 2011 lalu. "

Muhamad Ridlo Susanto

Konflik Lahan di Kebumen, TNI: Mereka Juga Memukuli Tentara
Salah seorang korban pemukulan TNI saat bentrok dengan warga Kebumen di kawasan Urut Sewu, Kebumen, Jawa Tengah. (Foto: KBR/M Ridlo/Agam Pratama)

KBR, Kebumen – Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 0709 Kebumen, Putra Widyawiyana membantah anggotanya melakukan tindakan represif berupa pemukulan dan tendangan kepada warga kawasan Urut Sewu yang berdemonstrasi menolak pemagaran, pada Sabtu (22/8) kemarin.


Putra menjelaskan, saat itu anggota TNI tengah memagar kawasan pertahanan RI yang telah ditetapkan lewat Kementerian Keuangan yang menetapkan kawasan tersebut sebagai aset milik TNI AD pada tahun 2011 lalu.


Sesuai undang-undang pemilik aset perlu membuat batas yang jelas atas hak kepemilikan tersebut. Namun, kemudian ratusan warga datang untuk menghentikan pemagaran yang dilakukan oleh aparat TNI.


Putra mengklaim, TNI telah melakukan aksi persuasif (pendekatan) kepada warga agar tidak menghalangi pemagaran. Namun warga justru menduduki areal yang akan dipagar.


Putra juga membantah anggotanya sengaja melukai warga sipil. Saat itu, terjadi aksi dorong-mendorong antara aparat TNI dengan warga. Saat situasi memanas, sebagian aparat TNI dan pendemonstrasi terlibat benturan.


Dia mengakui, anggota TNI juga ada yang terluka dalam kejadian tersebut. Menurut dia, hal ini adalah aksi reaksi biasa.


"Kita sedang bekerja melakukan pemagaran, warga, masyarakat langsung masuk ke lokasi pekerjaan. Menduduki pondasi-pondasi yang telah dibuat. Kan menghalangi pekerjaan. Setelah itu kita minta dengan baik-baik, melakukan aksi persuasif. Agar mereka menyingkir karena kita sedang bekerja. Tetapi mereka tetap bersikeras dengan alasan yang Anda dengar sendiri lah," kata Komandam Kodim 0709 Kebumen, Putra Widyawiyana menjelaskan.


Yang terjadi kemudian, "Mereka sama-sama punya keinginan, mereka mau tetap penghentian pemagaran. Nah kalau anggota TNI kan melakukan sesuai perintah, sesuai tugas. Ya tidak ada pemukulan, ada dorong-dorongan, lalu terjadi benturan, ada yang jatuh, ada juga yang membawa senjata tajam. Mereka ada juga yang memukuli tentara, ya sama," kata Putra.


Komandam Kodim 0709 Kebumen, Putra Widyawiyana mengatakan pemagaran kawasan pertahanan di pesisir Urut Sewu tetap berlanjut, termasuk hari Minggu ini. Pemagaran kali ini adalah pengerjaan tahap kedua sepanjang 8 kilometer.


Secara total, TNI akan memagar kawasan pertahanan sepanjang 22,5 kilometer untuk memasang batas kepemilikan. Menurut dia, sosialiasi juga telah dilakukan ke 15 desa yang menjadi masuk menjadi kawasan pertahanan.


Dia menambahkan, pada pertemuan 18 Agustus lalu, TNI dan masyarakat sudah sepakat untuk tidak melakukan aksi. Selain itu, TNI dan masyarakat juga diminta menunjukkan sertifikat paling lambat tanggal 14 September ke Pemerintah Kabupaten Kebumen. Namun, menurut Dandim Putra Widyawiyana, kesepakatan tersebut dilanggar.  Warga tetap melakukan demo.


Editor: Agus Luqman

  • konflik agraria
  • bentrok TNI vs warga Kebumen
  • Konflik tanah
  • Kebumen
  • Jawa Tengah
  • Konflik Urut Sewu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!