HEADLINE

Jokowi: Jangan Ada Spekulasi Musibah Trigana Air

"Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tidak berspekulasi terkait musibah kecelakaan pesawat Trigana Air di Papua. Termasuk mengenai penumpang yang membawa uang tunai miliaran rupiah."

Aisyah Khairunnisa

Jokowi: Jangan Ada Spekulasi Musibah Trigana Air
Satu dari tujuh pesawat ATR 42-300 yang dimiliki maskapai Trigana Air Service.

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tidak berspekulasi atau berandai-andai terkait musibah kecelakaan pesawat Trigana Air di Papua. Termasuk mengenai adanya penumpang yang membawa uang tunai hingga Rp 6,5 miliar. Jokowi meminta masyarakat menunggu penjelasan resmi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait informasi tersebut.

"Saya harap tidak ada spekulasi apapun disebarluaskan. Kecuali dari otoritas yang telah kita tunjuk. Ini demi menghindari kesimpangsiuran informasi dan juga biarkan nantinya tim dari KNKT bekerja menyelidiki dan mengambil kesimpulan tentang penyebab terjadinya kecelakaan," kata Jokowi di Istana Negara, Senin (17/9/2015).


Jokowi menambahkan, petang tadi ia mendapat laporan dari tim gabungan bahwa evakuasi melalui jalur darat sudah mendekati titik dugaan jatuhnya pesawat.


"Kurang lebih empat kilometer dari titik itu," ujarnya.


Namun pencarian di Oksibil, Jayapura dihentikan karena sudah malam dan masalah cuaca. Kondisi cuaca buruk membuat jarak pandang tim pencari hanya sejauh satu meter. Pencarian akan dilanjutkan esok pagi.


Sebelumnya Kepala Kantor Pos Jayapura FX Haryono menyebut bahwa empat pegawai kantor posnya berada dalam pesawat tersebut. Mereka membawa uang sebesar Rp 6,5 miliar yang rencananya diperuntukkan untuk membayar Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS).


Editor: Agus Luqman 

  • Trigana Air
  • Kecelakaan Pesawat Trigana Air
  • KNKT
  • Jokowi
  • Joko Widodo
  • Papua

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!