HEADLINE

Belum Sepekan Dilantik, Menko Rizal Ramli Tantang Wapres Debat Publik

"Tantangan Rizal itu disampaikan karena Jusuf Kalla menganggap Rizal Ramli tidak paham tentang proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt."

Aisyah Khairunnisa

Belum Sepekan Dilantik, Menko Rizal Ramli Tantang Wapres Debat Publik
Menko Kemaritiman Rizal Ramli, saat memimpin upacara HUT ke-70 RI di kantor Kemenko Kemaritiman, Senin (17/8/2015) (Foto: Aisyah Khairunnisa)

KBR, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman yang baru Rizal Ramli menantang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk berdiskusi soal pembangkit listrik 35 ribu megawatt di depan umum.

Rizal bersikeras ingin merevisi target pemerintah untuk membangun pembangkit sebesar itu, karena tak realistis.


"Kalau mau paham, minta Pak Jusuf Kalla ketemu saya, kita diskusi di depan umum," kata Rizal di Istana Kepresidenan, Selasa (18/8/2015).


Tantangan Rizal itu disampaikan karena Jusuf Kalla menganggap Rizal Ramli tidak paham tentang proyek tersebut. Siang tadi JK menyindir Rizal agar tak berkomentar sebelum mempelajari lebih dulu mengenai proyek pembangkit listrik.


Jusuf Kalla menyebut proyek itu memang tidak tidak masuk akal tapi menteri terkait harus punya banyak akal. JK mengklaim, bila mau pemerintah bahkan bisa membangun 50 ribu megawatt.


Namun menurut Rizal yang baru dilantik Presiden Jokowi sebagai menteri minggu lalu, proyek tersebut sulit direalisasikan. Ini lantaran pada masa SBY saja pembangunan listrik 10 ribu megawatt belum tercapai setengahnya. ?


Sebelumnya, Rizal Ramli juga mengkritik nomenklatur kementerian yang diembannya. Ia menilai nama Kementerian Koordinator Kemaritiman tidak tepat, karena soal kemaritiman memiliki banyak sektor. Ia mengusulkan lebih tepat kementeriannya diberi nama Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya.

Rizal Ramli dilantik sebagai menteri pada Rabu, 12 Agustus lalu. Ia menggantikan Indroyono Soesilo.

Editor: Agus Luqman 

  • Rizal Ramli
  • Menko Kemaritiman
  • Proyek Pembangkit Listrik 35 Megawatt
  • Jusuf Kalla

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • Zulfan9 years ago

    Sebaiknya memang harus didebatkan secara terbuka, yg 10.000 megawatt sj entah bgmn realisasinya. Dan yg sdh beroperasi apakah bisa omtimal ????? dgn barang dari cina ??????