BERITA

Survei Menyebut 36 Persen Masyarakat Tak Mau Divaksin, Alasannya?

Survei Menyebut 36 Persen Masyarakat Tak Mau Divaksin, Alasannya?

KBR, Jakarta- Sebagian masyarakat Indonesia masih enggan untuk divaksin Covid-19. Hal itu diketahui dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang dipaparkan Minggu, 18 Juli 2021.

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan dari 1.200 responden yang disurvei, 82,6 persen di antaranya mengaku belum mendapat suntikan vaksin Covid-19. Dari angka itu, 36,4 persen di antaranya menolak untuk divaksin.

"Dari yang 80 persen ini, masih banyak yang tidak bersedia untuk divaksin. Masih 36 persenan. Jadi hampir 40 persen dari 80 persen itu yang menyatakan tidak bersedia untuk divaksin, dari masyarakat yang belum divaksin. Ini juga tantangan saya kira, bagi program vaksinasi di pemerintah. Alasan kalau mereka tidak bersedia, pertama takut efek samping vaksin. Ini yang paling banyak," ujar Djayadi dalam konferensi pers daring, Minggu (19/7/2021).

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menambahkan, alasan lain masyarakat menolak divaksin yakni lantaran vaksin dinilai tidak efektif. Ada pula masyarakat yang menganggap tidak butuh vaksin karena kondisi sudah sehat. Alasan lain, masyarakat masih meragukan kehalalan vaksin dan takut jika disuruh membayar.

"Ada yang meragukan kehalalannya, dan takut akan membayar kalau memperoleh vaksin itu," ujarnya.

Dalam survei itu, mayoritas masyarakat yakni 90,3 persen, mengetahui bahwa pemerintah sudah memulai program vaksinasi. Survei ini dilakukan dengan metode wawancara melalui telepon pada 20-25 Juni 2021. Survei melibatkan ribuan responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

Editor: Sindu

  • LSI
  • Vaksinasi Covid-19
  • COVID-19
  • Lembaga Survei Indonesia
  • Kemenkes
  • Satgas Covid-19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!