BERITA

SAFEnet: Ada 147 Serangan Digital Selama 2020. Siapa Korbannya?

SAFEnet: Ada 147 Serangan Digital Selama 2020. Siapa Korbannya?

KBR, Jakarta - Perkumpulan Jaringan Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara (SAFEnet) mencatat sepanjang tahun lalu ada 147 insiden serangan digital, yang menyasar ke sejumlah kelompok korban. 

Menurut aktivis SAFEnet, Ellen Kusuma, para korban berasal dari kalangan organisasi masyarakat sipil, mahasiswa, aktivis, jurnalis, warga umum, bahkan pemerintah.

"Yang kami temukan latar belakang korbannya lain-lain. Ada organisasi masyarakat sipil, mahasiswa, aktivis, jurnalis bahkan pemerintah. Tetapi kalau kita kaitkan dengan cyber torture ini, bagaimana OMS, mahasiswa, aktivis dan jurnalis itu menjadi korban atas kritikan-kritikan mereka, atas kebebasan bereskpresi yang mereka praktikkan, tetapi kemudian justru mendapat serangan-serangan digital," ujar aktivis SAFENET Ellen Kusuma dalam diskusi daring pada Rabu, (14/7/2021).

Ellen menambahkan, bentuk serangan digital terdiri dari serangan secara kasar (hard attack). Biasanya melibatkan peralatan dan teknik tertentu untuk menyerang target atau bahkan mengambilalih aset korban. Serangan secara kasar misalnya, peretasan dan penyadapan.

Lalu ada juga serangan secara halus (soft attack), yang bertujuan mengintimidasi psikologis korban atau menjatuhkan kredibilitas korban di mata publik. Contohnya penyebarluasan identitas pribadi tanpa persetujuan atau doxing, peniruan akun, dan penyerbuan (trolling) melalui komentar atau unggahan.

Editor: Agus Luqman

  • Cyber Attack
  • SAFEnet
  • Serangan Digital

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!