HEADLINE

Daerah Akali Tes, Kemenkes Ubah Sistem Zonasi Covid-19

""Karena testing ini dipakai penilaian suatu daerah, jadi seakan-akan semua daerah berebutan agar nilainya kelihatan baik.""

Wahyu Setiawan

Daerah Akali Tes, Kemenkes Ubah Sistem Zonasi Covid-19
Ilustrasi: PPKM Darurat, barracuda dan panser di pos penyekatan perbatasan Depok dan Jakarta di Jalan Raya Bogor, Jaktim, Selasa (6/7). (Antara/Asprilla Dwi)

KBR, Jakarta-   Sistem zonasi Covid-19 akan diubah menjadi berdasarkan positivity rate atau rasio positif dari hasil tes. Sebelumnya, zonasi diterapkan berdasarkan jumlah kasus terkonfirmasi di suatu daerah.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, perubahan itu dilakukan menyusul temuan sejumlah daerah yang sengaja mengakali kasus dengan menurunkan tes.

"Karena testing ini dipakai penilaian suatu daerah, jadi seakan-akan semua daerah berebutan agar nilainya kelihatan baik. Dengan cara tidak membuka semua testing yang ada di sana atau tidak melakukan testing sebesar yang seharusnya. Oleh karena itu kita akan mengubah. Kita nggak akan melihat lagi dari merah, kuning, hijaunya berdasarkan jumlah kasus konfirmasi. Tapi berbasiskan positivity rate. Kalau testing-nya sudah satu kali (sesuai) WHO tapi positivity rate-nya masih tinggi, artinya testing-nya kurang banyak," kata Budi dalam rapat kerja di DPR, Senin (05/07).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklaim Indonesia sudah melampaui batas minimal tes dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 1:1.000 penduduk per minggu.

Namun dia meminta daerah-daerah dengan rasio positif tinggi, untuk meningkatkan kapasitas tes hingga 10-15 kali dari standar WHO. Sehingga deteksi kasus bisa lebih cepat dan penanganan tidak terlambat.

"Masih banyak orang yang memang tertular yang kita tidak bisa identifikasi dan dia berkeliaran ke mana, berbahaya buat teman-teman yang lain," ujarnya.

 

Editor: Rony Sitanggang

  • Isolasi Mandiri
  • Isoman
  • COVID-19
  • Menkes
  • Budi Gunadi Sadikin
  • positivity rate
  • zonasi covid

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!