HEADLINE

Tumpahan Minyak di Karawang, Luhut: Pertamina akan Bayar Kompensasi Kerugian Nelayan

""Saya kira sudah ditangani dengan baik. Kejadian kecelakaan ini kan bisa terjadi di mana saja.""

Dian Kurniati

Tumpahan Minyak di Karawang, Luhut: Pertamina akan Bayar Kompensasi Kerugian Nelayan
Warga mengumpulkan tumpahan minyak (Oil Spill) yang tercecer di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan berjanji akan terus mengawasi kinerja Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dalam menangani tumpahan minyak di perairan Karawang, Jawa Barat, dua pekan lalu. Luhut menyebut, Pertamina sudah berkomitmen menyelesaikan semua masalah yang ditumbulkan tumpahan minyaknya. 

Kata Luhut, Pertamina akan memberikan kompensasi   kerugian yang dialami oleh nelayan Karawang.

"Tadi sudah diatasi dengan baik, saya kira. Kemarin Direktur Hulunya, Jumat, sudah, informed saya bahwa mereka hired perusahaan penanggulangan bencana yang terkenal itu, yang menangani Gulf of Mexico. Saya kira sudah ditangani dengan baik. Kejadian kecelakaan ini kan bisa terjadi di mana saja. (Soal kerugian yang dialami nelayan?) Iya, justru itu. Jadi semua akan dikasih, dibayar kompensasinya oleh mereka," kata Luhut di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (29/07/2019).


Luhut mengatakan, langkah awal Pertamina untuk menangani tumpahan minyak sudah bagus. Terutama dengan pelibatan perusahaan profesional dari Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia, dan menggunakan berbagai peralatan canggih. Ia meyakini, semua tumpahan minyak di laut, bisa segera teratasi oleh Pertamina dan OSCT.


Pada 12 Juli 2019, terjadi kebocoran gas dan minyak di sumur bor YYA-1 wilayah offshore ONWJ. Dalam beberapa hari, lapisan minyak terus meluas, hingga mendekati garis pantai Karawang.

Pertamina terus mengintensifkan penanganan operasi pasca-peristiwa tumpahan minyak (oil spill) di sekitar anjungan lepas pantai YY PHE ONWJ dengan memasang 5 (lima) unit Giant Octopus Skimmer dan membentang 5 x 400 meter Static Oil Boom di sekitar anjungan YY di wilayah Karawang Jawa Barat.

Strategi ini dinilai  efektif untuk saat ini. Static Oil Boom mampu menahan penyebaran, sedangkan Giant Octopus Skimmer digunakan untuk mengangkat tumpahan minyak yang tertampung di Static Oil Boom tersebut.


Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa Static Oil Boom ditempatkan di sekitar anjungan YY yang diindikasikan terdapat sumber utama keluarnya minyak mentah sehingga dapat mengisolasi minyak tersebut agar tidak melebar kemana-mana di lautan.


"Pertamina juga menurunkan 5 Giant Octopus Skimmer yang dapat menyedot oil spill dengan kecepatan tinggi,” ujarnya.

Alat ini dinilai mampu mengangkat minyak dengan kecepatan sekitar 250.000 liter per jam. Selanjutnya tumpahan dipompa ke kapal-kapal untuk penampungan sementara.

“Pertamina terus berupaya maksimal menangani tumpahan minyak dengan menerjunkan berbagai peralatan dan metode sesuai standar di industri migas,” imbuh Fajriyah.

Pertamina juga tetap menyiagakan puluhan kapal yang membentangkan Dynamic Oil Boom secara berlapis, sehingga mengurangi potensi tumpahan minyak yang tidak tertangkap dan terbawa arus sampai ke pesisir pantai.

Selama dua pekan penanganan peristiwa tersebut, Pertamina telah memobilisasi dan menyiagakan 32 kapal untuk oil spill combat, patroli, dan standby firefighting.


Editor: Rony Sitanggang

  • tumpahan minyak
  • luhut panjaitan
  • PHE ONWJ
  • oil spill

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!