HEADLINE
Vaksin Palsu, Para Ibu Datangi Rumah Sakit Penerima
""Saya dapet info bukti lah kalau vaksin yang dikasih ke anak saya asli apa palsu. Kemudian vaksin yang mana? Kalau memang vaksinnya palsu, apa yang harus saya lakukan?""
Rio Tuasikal, Eli Kamilah
KBR, Jakarta- Sejumlah pasien mendatangi RS Harapan Bunda Kramat Jati Jakarta Timur, malam ini. Ini lantaran RS ini dinyatakan sebagai salah satu yang menerima vaksin palsu.
Salah satunya, Ike, yang ingin mencari data vaksin anaknya yang berusia hampir 5 tahun. Dia mengatakan, anaknya lahir dan mendapatkan seluruh imunisasi dasar di RS ini.
"Saya dapet info bukti lah kalau vaksin yang dikasih ke anak saya asli apa palsu. Kemudian vaksin yang mana?" ujarnya kepada wartawan.
"Kalau memang vaksinnya palsu, apa yang harus saya lakukan?"
Ike mengatakan, pada anaknya tidak ada tanda-tanda mencurigakan atau sakit. Namun, kata dia, jika anaknya mendapat vaksin palsu, berarti anaknya belum kebal dan mungkin sudah melewati masa efektif pemberian vaksin. Dia mengaku cemas anaknya akan tumbuh dengan daya tahan tubuh yang lemah.
"Kalau nggak vaksin berarti lebih mudah sakit," keluh Ike.
Kekuatiran senada disampaikan salah satu ibu korban vaksin palsu Rumondang Naingolan. Rumondang mengaku akan mengumpulkan informasi terkait vaksin palsu terlebih dahulu, sebelum mengunjungi rumah sakit Sayang Bunda Pondok Ungu Bekasi.
Menurut Rumondang, selama ini tidak ada kejanggalan apa-apa di tempat anaknya periksa. Bahkan, kata dia dokter yang dikunjungi puteranya selalu ramai oleh pasien. Dia ingin meminta penjelasan dari pihak rumah sakit terkait hal tersebut.
"Aku masih nyari, Infonya itu bisa dicek keaslian labelnya di faskes kesehatan. Kalau udah dapat kita datangi RSnya, dan baru dikasih opsi. Cari second opinion-lah," kata Rumondang kepada KBR, Kamis.
Sementara itu, untuk vaksin ulang, ibu satu putera itu mengaku masih akan mencari second opinion terkait hal tersebut.
"Karena ada dokter yang bilang tidak perlu ada vaksin ulang, karena itu udah ada ukuran, jadi udah benar. Tapi kan ada juga yang menyarankan vaksin ulang. Apalagi Menkes juga ngomong gitu," ujarnya.
Rumondang mengaku sempat khawatir dengan kasus vaksin palsu. Dia pun berharap ada solusi dari pemerintah terkait hal tersebut.
Vaksin Ulang
Rumah Sakit Harapan Bunda Kramat Jati Jakarta Timur berencana menggelar vaksin ulang untuk pasien korban vaksin palsu. Juru Bicara RS Harapan Bunda, Nunung, mengatakan pemberian vaksin itu bisa dilakukan secara gratis.
Kata dia, hal itu sebagai tanggungjawab rumah sakit.
"Insya Allah, insya Allah. Kami rumah sakit pasti bertanggungjawab," jelasnya saat ditemui wartawan di RS Harapan Bunda, Kamis (14/7/2016) petang.
"Insya Allah gratis. Doakan saja. Insya Allah ada jalan keluarnya," tambahnya lagi.
Namun Nunung enggan menjelaskan detail rencana itu. Sebab, anak-anak yang menerima vaksin di RS itu masih dalam pendataan.
baca: Daftar Rumah Sakit dan Bidan Penerima Vaksin Palsu
Sebelumnya, Bareskrim telah menetapkan 18 tersangka. Enam orang ditetapkan sebagai tersangka karena berperan sebagai produsen, lima orang sebagai distributor, tiga orang sebagai penjual, dua orang pengumpul botol bekas vaksin, dan seorang lainnya adalah pencetak label serta bungkus vaksin. Selain itu, satu di antaranya juga berprofesi sebagai bidan dan dua orang lainnya dokter.
Bareskrim menggeledah
toko milik CV Azka Medika, kantornya, serta rumah kontrakan di kawasan
Bekasi. Dari penggeledahan tersebut, polisi menyita sejumlah barang
bukti berupa vaksin yang diduga palsu yaitu hepatitis B, serum anti
tetanus, pediacel, campak kering, polio oral, pentabio, BCG, bivalet
oral polio, tripacel, serta faktur tanda terima dan dokumen penjualan.
Dari
barang bukti yang disita polisi, diketahui beberapa vaksin kandungannya
tidak sesuai. Temuan mereka, vaksin tripacel dan serum anti tetanus
justru mengandung garam atau Natrium Chlorida. Serum anti bisa ular juga
justru tidak mengandung anti bisa ular. Terakhir, vaksin tuberkulin
dalam temuan itu berisi vaksin Hepatitis B.
Kata Kabareskrim Ari Dono Sukmanto, cara pembuatan vaksin dilakukan
menggunakan botol vaksin bekas yang dicuci menggunakan aquadest. Menurut Ari, botol
yang sudah dicuci kemudian dikeringkan, dan diisi menggunakan suntikan.
Botol kemudian ditutup dengan tutup karet, dilem, disticker, dan diberi
label. Setiap dusnya berisi lima vial.
Kata dia, data
ini masih mungkin berkembang. Bareskrim baru mendalami perkara
berdasarkan temuan awal. Sementara temuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan masih ada 37 fasilitas kesehatan yang membeli vaksin dari jalur
ilegal.
"Yang baru kita buka baru di DKI. Bukan kita
nggak mau membuka. Tapi masih kita dalami. Kalau kita buka, ini pasti
hilang, lari. Mungkin saja masih bisa berkembang. Karena ini kan baru di
DKI. DKI pun belum tuntas."
Editor: Rony Sitanggang
- vaksin palsu
- Kabareskrim Ari Dono
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!