HEADLINE

Semester I, Penerimaan Bea Cukai Baru 33,23 Persen

Semester I, Penerimaan Bea Cukai Baru 33,23 Persen

KBR, Jakarta- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencatat penerimaan bea dan cukai sepanjang semester I 2016 sebesar Rp 61,13 triliun atau 33,23 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan, capaian itu sudah sesuai target.

"Realisasi tahun ini dibanding tahun lalu, khususnya bulan Januari dan Februari memang relatif lebih rendah, tetapi sudah kami perkirakan. Sehingga, sampai dengan sekarang masih sesuai dengan prediksi kita semua. Sedangkan bea keluar, karena ada revisi di APBNP, di mana sekarang targetnya 2,5 persen dari awalnya 2,8 persen, ini tentunya sudah sesuai dengan prediksi," klaim Heru di kantor Kementerian Keuangan, Senin (11/07/16).


Heru mengatakan, kesesuaian dengan target itu karena Peraturan Menteri Keuangan nomor 20 tentang penundaan pembayaran pita cukai melalui mekanisme pencepatan pembayaran tahun berjalan, berlaku sejak tahun kemarin, sehingga skema itu diikuti hingga tahun ini. Maksudnya, penerimaan akan terjadi saat akhir tahun.

DJBC mencatat realisasi penerimaan cukai sampai Juni sebesar Rp 43,72 triliun, meningkat dari penerimaan Mei 2016 sebesar Rp 27,86 triliun. Namun, capaian tersebut turun 27,26% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Heru menjelaskan, penerimaan negara dari cukai tembakau sebesar Rp 41,16 triliun atau turun 29,03 persen secara year on year, cukai makanan dan minuman mengandung etil alkohol senilai Rp 2,32 triliun atau naik 30,48 persen, dan cukai etil alkohol sebesar Rp 80,2 miliar atau naik 10,64 persen. Selain itu, penerimaan bea masuk sebesar Rp 16,29 triliun, naik 3,07 persen, sedangkan penerimaan bea keluar sebesar Rp 1,29 triliun atau turun 31,72 persen.


Editor: Rony Sitanggang

  • Penerimaan Bea Cukai
  • apbnp 2016
  • Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!