HEADLINE

Pemprov Jawa Timur Akui Larang Warga Syiah Sampang Mudik

Pemprov Jawa Timur Akui Larang Warga Syiah Sampang Mudik

KBR, Jakarta- Bagian Kesatuan Bangsa dan Politik (Bagkesbangpol) Pemprov Jawa Timur mengaku turut melarang pengungsi Syiah Sampang untuk bersilaturahmi ke kampung mereka di desa Omben, Kabupaten Sampang, Madura. Kepala Bagesbangpol Jatim, Jonatan Judianto berdalih, pelarangan itu untuk melindungi para pengikut Syiah, karena mendapat penolakan dari warga. Kata Jonatan, warga tidak ingin ajaran Syiah berkembang di wilayahnya.

"Masalahnya kan situasinya, kalau masyarakat di sana menolak, kita tidak ingin ada hal-hal tidak diinginkan, kita ingin menjaga keamanan mereka sendiri. Polres Sidoarjo, Dandim pada selesai sholat Ied sudah disampaikan kepada mereka. Dari aparat keamanan sudah menyampaikan pemahaman kepada mereka," kata Jonatan kepada KBR, Rabu (6/7/2016).

Jonatan mengklaim, tidak ada upaya untuk menghalang-halangi warga Syiah untuk pulang, termasuk dari pemerintah dan aparat. Namun, kondisi di desa mereka tidak memungkinkan untuk mereka kembali.

Jonatan juga enggan berkomentar soal kasus Sampang yang akan di bawah ke ranah internasional. Hal ini sebelumnya diutarakan oleh pendamping warga Syiah Sampang, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia YLBHU. (Baca: Kasus Syiah Sampang Akan Dibawa ke Dunia Internasional)

Kepulangan 290 pengungsi Syiah dari Sidoarjo ke Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura untuk berlebaran bertemu sanak saudara hari ini, ditolak warga. Bahkan, kemarin malam pasukan dari satuan Brimob sudah bergerak menuju lokasi bekas konflik yakni di Desa Karang Gayam dan Desa Karang Penang, Sampang, Madura untuk berjaga. Sementara polisi menyebut akan terjadi bentrokan, termasuk dengan aparat jika pengungsi Syiah, tetap ngotot kembali ke Sampang. (Baca: Pengungsi Syiah Sampang: Kami Diancam Penggal Kepala Kalau Mudik)

Editor: Dimas Rizky 

  • syiah sampang
  • intoleransi
  • mudik lebaran
  • lebaran syiah Sampang
  • berita

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!