HEADLINE

Kemenhub Perkirakan Arus Balik tak Semacet Mudik

""Kalau menurut prediksi, rencananya kemungkinan Sabtu dan Minggu. Kenapa Sabtu Minggu, karena hari Senin sudah hari kerja. ""

Ria Apriyani

Kemenhub Perkirakan Arus Balik tak Semacet Mudik
Kendaraan arus balik terjebak macet di jalur Pantura Tegal, Jawa Tengah, Kamis (7/7) malam. (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Kementerian Perhubungan memperkirakan arus balik tidak akan sepadat arus mudik. Menurut Ketua Posko Harian Angkutan Lebaran, Sri Lestari Rahayu, arus balik akan terjadi bertahap. Puncaknya akan terjadi mulai Sabtu malam.

"Kalau menurut prediksi, rencananya kemungkinan Sabtu dan Minggu. Kenapa Sabtu Minggu, karena hari Senin sudah hari kerja. Jadi sudah kembali lagi karyawan, PNS, sudah kembali ke kantor. Paling tidak mereka punya waktu 1-2 hari ini untuk kembali ke Jakarta, atau ke kotanya masing-masing," ujar Ketua Posko Harian Angkutan Lebaran, Sri Lestari Rahayu di kantor Kemenhub, Jumat(8/7/2016).


Lestari memperkirakan ada sebagian rombongan pemudik yang memilih pulang di minggu ini mengejar waktu masuk kantor di hari Senin. Namun menurutnya sebagian lagi akan kembali minggu depan mengejar waktu masuk sekolah anak. Jika itu terjadi, ia yakin kemacetan lebih mudah diurai.


Selain itu sebagai langkah antisipasi, menurut Lestari, sistem buka-tutup rest area juga akan diberlakukan.


"Kemungkinan ada sistem buka tutup. Di rest area kalau terjadi kemacetan. Kalau tidak ya berjalan seperti biasa."


Kemarin, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan titik kemacetan akan bergeser di pintu tol arah masuk Jakarta, pintu tol Pasteur, tol Karang Tengah dari arah Merak, dan tol Cimanggis. Ia sudah menghimbau jika nantinya antrean kendaraan terjadi sampai 5 kilometer, tol akan digratiskan. 

  • mudik 2016
  • Ketua Posko Harian Angkutan Lebaran
  • Sri Lestari Rahayu
  • Menteri Perhubungan Ignasius Jonan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!