HEADLINE

Ignasius Jonan: Pemudik di Tol Brebes Meninggal Karena Dehidrasi, Bukan Lelah Terjebak Mac

Ignasius Jonan: Pemudik di Tol Brebes Meninggal Karena Dehidrasi, Bukan Lelah Terjebak Mac

KBR, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan berkilah jika 12 orang yang meninggal di Tol Brebes akibat kelelahan terjebak macet. Kata dia, kematian belasan orang itu disebabkan penyakit bawaan.

"Menurut saya nggak ada orang meninggal karena kemacetan, nggak ada. Itu yang ngomong aja yang tak mengerti kesehatan. Yang pasti orangnya apa sudah sakit, atau sudah dehidrasi yang sangat tinggi dalam waktu yang panjang dan sebagainya kalau menurut saya," ujar Jonan di Stasiun Gambir, Rabu (6/7/2016).


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Sri Gunardi, mengatakan stress berlebih akibat terjebak 20 jam dalam kemacetan memicu beberapa pemudik jatuh sakit hingga meninggal.


Menurutnya, pertolongan datang terlambat lantaran mobil ambulans sulit menjangkau lokasi. Sehingga, mereka tidak tertolong. Namun menurut Jonan, hal itu tak seharusnya terjadi.


"Enggak dong. Masa orang panik bisa mati? Kalau menurut saya. Saya kok nggak pernah dengar ya. Kalau dehidrasi tinggi ya kenapa nggak minum? Ya kalau nggak ada fasilitas, masa perjalanan jauh nggak bawa minum sendiri? Nanti lama-lama pemerintah disuruh nyediaiin sepatu lagi," sanggahnya.

Sebelumnya, pemerintah memprediksi akan terjadi titik macet baru di Breres, Jawa Tengah. Ini menyusul beroperasinya tol baru yang menghubungkan Pejagan dan Brebes Timur. Kendaraan pemudik diperkirakan akan tumpah ruah memenuhi tol tersebut.

Ruas Pejagan-Brebes Timur yang diresmikan Presiden Jokowi pada pertengahan Juli lalu merupakan perpanjangan jalan tol Kanci-Pejagan. Saat itu pemerintah telah memperkirakan, pemudik bermobil tujuan Jawa Tengah dan seterusnya bakal menjadikan jalan tol ini sebagai pilihan utama untuk mencapai jalur Pantura.  

Sementara itu, data Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes menyebut hingga kemarin ada 12 orang meninggal saat terjebak kemacetan di Brebes. Berikut data korban:

  1. Azizah (1) meninggal dalam perjalanan ke Puskesmas Tanjung pada  3 Juli 2016. Diduga meninggal akibat keracunan karbondioksida setelah mobil yang ditumpanginya terjebak macet lebih dari 6 jam menjelang pintu keluar Tol Brebes Timur

2. Yuni Yati (50), warga Magelang, meninggal dunia setelah dalam kondisi sakit keras terjebak macet di Tol Brebes, pada 3 Juli. Yuni sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhakti Asih, namun tak tertolong

3. Turinah (53), warga Kebumen, meninggal di Rumah Makan Minang Karangbale pada 3 Juli 2016

4. Sundari (58), warga Kendal, meninggal dunia karena sakit di Bus Pahala Kencana yang terjebak macet pada 4 Juli 2016

5. Susyani (36), warga Bogor, pingsan saat turun dari Bus Rosalia Indah. Korban mengeluh pusing karena bus yang ia tumpangi kena macet di Tol Brebes. Susyani sempat dibawa ke Puskesmas Larangan sebelum meninggal dunia pada 4 Juli 2016

6. Sariyem (45), warga Banyumas, diturunkan dari mobil travel di Klinik dr. Desy Wanacala. Sariyem sebelumnya  sempat pingsan karena kelelahan, setelah itu diperiksa, kemudian meninggal dunia pada 4 Juli

7. Suharyati (50) turun dari Bus Sumber Alam karena tidak kuat menghadapi macet. Saat turun, ia pingsan dan muntah-muntah. Dalam perjalanan ke rumah sakit dia meninggal pada 4 Juli 2016

8. Poniatun (46), warga Kebumen, turun dari Bus Zaki Trans di Rumah Makan Mustika Indah, Kecamatan Tonjong. Tak lama kemudian dirinya meninggal dunia pada 4 Juli 2016

9. Rizaldi Wibowo (17), seorang warga Kendal, meninggal di dalam bus pada 5 Juli 2016

10. Sumiatun (67), warga Serpong, Tangerang, meninggal dunia di dalam bus pada 5 Juli 2016

11. Sri (40) warga Wonogiri, meninggal dalam perjalanan saat menggunakan mobil pribadi. Sri meninggal karena serangan jantung pada 4 Juli 2016

12. Suhartiningsih (49) warga Jakarta, meninggal di dalam mobil pribadi pada tanggal 5 Juli 2016.



Editor: Quinawaty 

  • macet tol brebes
  • kemacetan brebes
  • Ignasius Jonan
  • 12 orang meninggal akibat kelelahan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!