HEADLINE

Beking Narkoba, Kontras Sudah Sampaikan Informasi Freddy ke Istana

""Dan ketika dia telepon tadi malam, saya bilang, mas silakan Anda bicara pada apresiden, masih ada waktu," "

Beking  Narkoba, Kontras Sudah Sampaikan Informasi Freddy ke Istana
Ibu dari terpidana mati kasus penyalahgunaan narkoba berkewarganegaraan Indonesia, Freddy Budiman, Nursiah (kiri) berdoa di depan pusara di Tempat Pemakaman Umum Mbah Ratu, Surabaya, Jawa Timur, Jumat



KBR, Jakarta-   Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)  menyatakan telah menyampaikan kesaksian Freddy Budiman kepada Juru Bicara Presiden, Johan Budi, sejak Senin. Kata Koordinator  Kontras  Haris Azhar  Kesaksian Freddy menyoal keterlibatan sejumlah pejabat BNN polisi dan TNI dalam mendatangkan narkoba ke Indonesia.

Haris menyatakan, saat itu Johan berjanji bicara ke Jokowi. Namun hingga hari Kamis malam, belum ada kabar lagi. Akhirnya, Haris mengirimkan tulisan mengenai kesaksian Freddy ke Johan.


"Akhirnya tulisan itu saya kirimkan ke Johan Budi, dan dalam hitungan menit dia telepon saya," paparnya di kantor KontraS, Jumat (29/7/2016) malam.


"Dan ketika dia telepon tadi malam, saya bilang, mas silakan Anda bicara pada apresiden, masih ada waktu," tegasnya.


Haris menyatakan, akibat mengeksekusi Freddy Budiman, pemerintah kehilangan informasi penting mengenai keterlibatan oknum pejabat dalam peredaran narkoba.


Sebelumnya, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar melalui media sosial bercerita soal pengalamannya bertemu dengan Freddy Budiman dan Kepala LP Batu Nusakambangan saat itu Sitinjak, tahun 2014. Dalam kesempatan itu, Sitinjak bercerita kepada Haris, petugas BNN meminta dua kamera CCTV yang mengawasi Freddy Budiman dihilangkan. Ini menimbulkan pertanyaan di benak Haris, lantaran Budiman masih bisa mengendalikan bisnis narkobanya meski mendekam di LP Cipinang, Jakarta.


Haris juga bercerita tentang kesaksian Budiman, yang dalam menjalankan bisnis narkobanya melibatkan pejabat negara mulai dari pejabat BNN maupun Kepolisian.


“Dalam hitungan saya selama beberapa tahun kerja menyelundupkan narkoba, saya sudah memberi uang Rp 450 miliar ke BNN. Saya sudah kasih Rp 90 miliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri. Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang dua, di mana si Jenderal duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun.” ujar Freddy Budiman.


Budiman hanya perpanjangan tangan dari bandar Narkoba yang berada di Cina. Kata Budiman, banyak kurir kecil yang dihukum berat sedangkan pejabat tinggi yang terlibat tak ikut diusut dalam jaringan tersebut. Budiman telah memberi kesaksian itu dalam pembacaan nota pembelaan atau pledoi di pengadilan. Namun, pledoi tersebut tak dapat ditemukan oleh Haris. Kontras juga tak bisa menemukan informasi siapa pengacara Budiman.


Sementara, Fakhtur mengatakan proses penangkapan bandar narkoba di Cina harus melalui kerjasama dengan interpol dan perjanjian ekstradisi.


"Ya itu perlu keterlibatan interpol hingga saat ini kita sepertinya belum ada kerja sama ekstradisi dengan Cina. Memang bukan hal yang mudah karena ini yuridiksi negara lain. boleh atau tidak perlu pendalaman," imbuhnya.


Editor: Rony Sitanggang 

  • Freddy Budiman
  • Koordinator Kontras Haris Azhar
  • Johan Budi juru bicara Presiden Jokowi
  • eksekusi mati
  • hukuman mati

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!