HEADLINE

Aksi Demo Mahasiswa Papua, Pemprov DIY: Jangan Jadikan Yogja Promosikan Kepentingan Mereka

"Pemprov Yogyakarta mendukung tindakan Kepolisian setempat yang menghalau aksi damai mahasiswa Papua, pada Jumat (15/7/2016) lalu."

Eli Kamilah

Aksi Demo Mahasiswa Papua, Pemprov DIY: Jangan Jadikan Yogja Promosikan Kepentingan Mereka
Asrama mahasiswa Papua di Yogyakarta dikepung Kepolisian setempat. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta - Pemprov Yogyakarta mendukung tindakan Kepolisian setempat yang menghalau aksi damai mahasiswa Papua, pada Jumat (15/7/2016) lalu. Selain menghalau, Kepolisian juga menembakkan gas air mata ke dalam asrama mahasiswa Papua.

Kepala Kesbangpol DIY, Agung Supriyanto mengatakan, mahasiswa Papua harus menghargai warga Yogyakarta dengan tidak menggelar aksi yang dianggapnya mendukung organisasi separatis. Katanya, Yogyakarta terbuka pada siapapun namun warga pendatang harus menghargai masyarakat setempat.

"Warga Yogya beserta aparat baik pemerintah maupun polisi sudah melakukan hal yang sesuai koridor hukum. Banyak pernyataan ormas DIY menerima mereka, tapi ya jangan jadikan Yogja untuk kepentingan mereka, lebih-lebih penolakan  terhadap negara dan bangsa ini," kata Agung kepada KBR, Senin (18/7/2016).


Sementara itu, sejumlah mahasiswa asal Papua di Yogyakarta masih trauma pasca pengepungan oleh Kepolisian pada Jumat (15/7/2016) pekan lalu. Salah satu mahasiswa, Roy Karoba mengatakan, beberapa kawannya ketakutan apabila keluar dari asrama. Terutama mahasiswa baru asal Papua yang baru sampai.


"Teman-teman di asrama sudah bisa keluar-masuk asrama. Untuk saat ini sudah bisa seperti biasa, meski beberapa masih trauma dan tertekan dengan persitiwa kemarin. Apalagi ada beberapa adik-adik kami yang kebetulan baru datang ke Yogya, dan langsung mengalami peristiwa ini. Jadi masih ada tekanan pada mereka," kata Roy kepada KBR, Senin (18/07/16).


Roy mengatakan, beberapa kawannya asal Papua cemas apabila peristiwa pengepungan itu terulang lagi. Kata dia, mereka lebih memilih tetap berada di asrama untuk beberapa waktu, hingga situasinya benar-benar aman.


Saat ini situasi asrama sudah berangsur aman. Beberapa mahasiswa sudah bisa keluar-masuk asrama. Sejak sabtu sore, aparat kepolisian yang berjaga mulai menarik diri. Namun, hingga Minggu (17/7/2016), masih ada mobil patroli yang berkeliling asrama sebanyak dua kali.


Pada Jumat (15/7/2016), pasukan polisi Yogyakarta mengepung asrama mahasiswa Papua di Yogyakarta. Ketua Ikatan Mahasiswa Papua di Yogyakarta, Aris Yeimo mengatakan polisi datang pagi hari sekira pukul 05.30 WIB.


"Beberapa mobil dalmas sampai Barracuda, ditambah bis-bis yang milik polisi masih banyak. Sekitar ada berapa, banyaklah. Lebih dari sepuluh kendaraan itu di depan asrama sama belakang. Mereka kepung dari pagi sampai malam hari ini," tutur Aris kepada KBR, Jumat (15/7/2016).


Aris mengatakan, tidak satupun penghuni asrama bisa keluar. Begitupun dengan orang dari luar asrama. Mereka tidak bisa memasuki lingkungan asrama. Siang tadi Palang Merah Indonesia sempat datang mengantarkan makanan, namun polisi melarang mereka masuk.


Sementara itu, warga di sekitar Asrama Mahasiswa Papua, Kamasan I, Yogyakarta mengaku kebingungan dengan penjagaan polisi di sekitar kawasan tersebut. Pasalnya, menurut salah satu warga setempat, Dodo, Mahasiswa Papua dalam kondisi tenang di dalam asrama. Namun situasi seolah dibuat mencekam melalui kehadiran aparat kepolisian dalam jumlah bersar.


"Beberapa warga juga takut dengan polisi karena banyak dari mereka bersenjata lengkap, seperti mau menangkap teroris, dari pagi sampai malam berjaga," cerita Dodo saat dihubungi KBR, Sabtu (16/6/2016) malam.


Tak hanya itu, lanjutnya, polisi juga menutup akses jalan menuju asrama. Sehingga menurut warga Desa Muja Muju, Kecamatan Umbul harjo ini, bantuan logistik yang digalang warga sekitar untuk mahasiswa yang tertahan di dalam asrama menjadi terhambat.


"Kami juga menggalang bantuan, bahkan kami bingung karena pasokan makanan tidak masuk. Mobil PMI yang digunakan untuk mengirim kebutuhan logistik juga dicegat di luar oleh aparat," jelas Dodo yang juga aktif di Forum Gerakan Jogya Asat Jogya Ora Didol tersebut.


Dodo yang tinggal sekitar 30 meter dari area asrama itu mengaku khawatir dengan tindakan polisi yang dinilainya cenderung berlebihan. Ia malah mengaku cemas jika nanti terjadi keributan yang meresahkan warga.





Editor: Quinawaty 

  • Mahasiswa Papua
  • pengepungan Asrama mahasiswa Papua
  • Yogyakarta
  • Kepala Kesbangpol DIY
  • Agung Supriyanto

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!