BERITA

Keterisian Rumah Sakit Sampai 90 Persen, Pemkot Cirebon Tarik Rem

""Beberapa rumah sakit penuh, RSD Gunung Jati 90 persen, RS Ciremai 95 persen, RS Sumber Kasih dan Putra Bahagia sudah 100 persen, bahkan seluruhnya beberapa ruang isolasi sudah 100 persen,""

Keterisian Rumah Sakit Sampai  90 Persen, Pemkot Cirebon Tarik Rem
Ilustrasi: Tes cepat antigen pemudik di posko penyekatan Susukan, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (15/5/2021). (Antara/Dedhez Anggara)

KBR, Cirebon-  Lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Barat hingga kini mulai merata hampir di tiap Kota/Kabupaten. Oleh karena itu, menurut hasil rapat virtual dengan Satgas COVID-19 di tingkat pusat mengambil langkah untuk melakukan tindakan antisipasi dengan menerapkan metode gas dan rem. 

Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Jawa Barat, Agus Mulyadi mengungkapkan,  keterisian RS di Kota Cirebon bahkan ada yang mencapai 100 persen.

"Beberapa rumah sakit penuh, RSD Gunung Jati 90 persen, RS Ciremai 95 persen, RS Sumber Kasih dan Putra Bahagia sudah 100 persen, bahkan seluruhnya beberapa ruang isolasi sudah 100 persen," katanya, Kamis, (17/06/2021).

Menyikapi hal tersebut, Pemkot sudah menentukan arahan dari pusat yakni menambah kapasitas tempat tidur.

"Arahan baik dari pusat maupun provinsi untuk menambah kapasitas tempat tidur masing-masing rumah sakit di setiap daerah," imbuhnya.

Selain itu, Pemkot  juga akan memberlakukan sistem tarik rem yang akan kembali melakukan pengetatan dan perpanjangan PPKM Berbasis Mikro sesuai dengan Instruksi Mendagri (Inmendagri) nomor 13 tahun 2021 tentang Perpanjangan PPKM Berbasis Mikro yang akan disinkronkan dengan kota/kabupaten sekitarnya.

"Menarik rem ini bagaimana penerapan PPKM mikro secara ketat di daerah masing-masing. Kota Cirebon sudah memiliki konsep soal kegiatan usaha, budaya dan keagamaan. Tapi, bagaimana pun juga sebagai bagian wilayah kota yang memiliki hinterland di sekitarnya harus memiliki keterpaduan kebijakan. Jadi kebijakan antara di kota dan kabupaten itu sama," terangnya.

Tarik rem lainnya adalah,   akan melakukan percepatan vaksinasi di semua golongan dan usia dengan menyesuaikan ketersediaan vaksin.

"Kita sepakat terutama untuk vaksinasi, tidak hanya dibatasi usia termasuk juga untuk vaksinasi-vaksinasi massal," pungkasnya.

Editor: Rony Sitanggan

  • mudik
  • COVID-19
  • pandemi
  • BOR

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!