BERITA

Perjalanan Mudik, BBM Beroktan Tinggi Laris

"Para pemudik sudah menyadari dan mengutamakan performa kinerja mesinnya untuk menempuh perjalanan jarak jauh. Sehingga mereka cenderung untuk membeli bahan bakar beroktan tinggi. "

Perjalanan Mudik, BBM Beroktan Tinggi Laris
Kios Pertamina Siaga Layani Pemudik. (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Pertamina memantau konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) kendaraan selama periode mudik 2019 ini.

Juru bicara Pertamina, Arya Dwi Paramita menuturkan, pantauan Pertamina saat arus mudik sejak H-15 Lebaran menyimpulkan, terjadi peningkatan konsumsi BBM beroktan tinggi.

Hal itu dikarenakan pemudik mulai mengutamakan performa kinerja mesin kendaraan, untuk perjalanan jarak jauh.

"Para pemudik sudah menyadari dan mengutamakan performa kinerja mesinnya untuk menempuh perjalanan jarak jauh. Sehingga mereka cenderung untuk membeli bahan bakar beroktan tinggi. Seperti Pertamax Turbo, Pertamax, dan Pertamina Dex untuk diesel," kata Arya.

Arya juga menjelaskan, peningkatan konsumsi BBM beroktan tinggi terjadi secara nasional selama periode mudik 2019.

Untuk BBM jenis Pertamax Turbo meningkat 20 persen, Pertamax meningkat sebesar 12 persen, dan Pertamina Dex meningkat sebesar 14 persen, jika dibandingkan konsumsi rata-rata hari normal.

Sementara itu, konsumsi bahan bakar pesawat yaitu Avtur, hanya mengalami peningkatan sebesar 1 persen secara nasional. Peningkatan terjadi terutama di bandara-bandara besar, seperti di Tangerang, Surabaya, Yogyakarta dan Denpasar.

Sedangkan konsumsi BBM jenis solar mengalami penurunan. Karena kendaraan industri dan alat berat tidak aktif beroperasi, selama periode mudik 2019.

Editor: Fadli Gaper 

  • bbm beroktan
  • pertamax
  • pertamina turbo
  • mudik 2019
  • pertamina
  • lebaran 2019
  • lebaran
  • BBM
  • konsumsi BBM
  • Idulfitri 2019

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!