BERITA

5 Kecamatan di Konawe Utara Masih Terisolir Akibat Banjir

"Bantuan yang dibutuhkan: selimut, makanan siap saji, air bersih, pakaian anak. "

Adi Ahdiat

5 Kecamatan di Konawe Utara Masih Terisolir Akibat Banjir
Banjir bandang merendam pemukiman warga di Kecamatan Asera, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Minggu (9/6/2019). (Foto: ANTARA/Oheo/Jjn/hp)

KBR, Konawe Utara - Banjir bandang yang melanda Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, sejak Minggu (2/6/2019) telah mengakibatkan 4.089 warga mengungsi.

Bencana ini tidak menimbulkan korban jiwa. Sebagian warga yang terdampak sudah dievakuasi ke posko pengungsian atau rumah sanak familinya di tempat lain.

Namun, hingga sekarang ada warga di lima kecamatan yang masih terisolir.

"Yang pasti bahwa warga yang membutuhkan bantuan itu terutama bagi korban yang berada di wilayah terisolir seperti, Kecamatan Asera, Oheo, Landawe, Langgikima dan Wiwirano," ujar Ruksamin seperti dikutip dari Antara, Senin (10/6/2019).

Bupati Konawe Utara menyebut, bantuan yang sangat dibutuhkan korban banjir di wilayahnya adalah selimut, makanan siap saji, air bersih, serta kelengkapan pakaian anak-anak.


Korban Banjir Mulai Terserang Diare

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara juga melaporkan, sejumlah warga yang tinggal di pengungsian mulai terserang penyakit diare.

"Kalau pengungsi sudah ada sebagian yang sakit. Utamanya penyakit diare, karena air dan segala macam,” kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Konawe Utara, Djasmiddin (9/6/2019).

Djasmiddin menyebut, penyakit diare muncul karena kurangnya pasokan air bersih. "Armada kita untuk menyuplai air bersih terbatas, hanya tersedia satu armada mobil tangki milik Dinas Lingkungan Hidup," jelasnya.

Ia berharap ada pihak lain yang bisa membantu mengirimkan armada angkut air bersih, selimut, dan tikar.

"Kita membuka diri baik organisasi, lembaga, swasta atau pun pribadi yang mau membantu kami Pemkab Konawe Utara telah menyiapkan posko utama di rumah jabatan Bupati," ujarnya.


Tiga Sungai Meluap

Hingga Senin (10/6/2019) banjir masih merendam 13 desa di Konawe Utara. Ada 17 unit rumah yang rusak atau hanyut akibat terjangan banjir, sementara 851 unit rumah dan tiga masjid lain terendam.

Empat bangunan SD, satu unit SMA, dan satu jembatan penghubung juga tak bisa diakses karena banjir.

"Curah hujan yang terus melanda daerah ini membuat debit air di areal jembatan Asera spontan naik drastis sampai 10 meter dari kondisi semula, hingga masuk ke badan jembatan, membuat bagian jembatan Asera atau bangunan penyanggah antara jalan dan jembatan amblas," kata Ruksamin.

Ruksamin bercerita, bencana banjir ini diawali oleh curah hujan tinggi, yang kemudian menyebabkan tiga sungai meluap yakni Sungai Lalindu, Sungai Wadolo, dan Sungai Wadambali.

Menurut Ruksamin, hingga saat ini bantuan baru datang dari pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa uang tunai Rp500 juta.

BNPB juga telah menurunkan dua unit pesawat udara kargo dan helikopter, 12 unit kapal, 20 tenda pengungsi, serta bantuan tim untuk mengevakuasi korban banjir dan penyaluran logistik.

(Sumber: ANTARA)

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • banjir
  • banjir bandang
  • bencana
  • bencana alam
  • Konawe Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • BNPB
  • BPBD
  • diare

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!