RUANG PUBLIK

Solusi Pencemaran Sungai dan Air Tanah di Jakarta

"Penyediaan air bersih dan fasilitas sanitasi di Indonesia kalah dengan Filipina, Thailand dan Malaysia. Pemerintah Jepang melalui JICA mencari solusi atas permasalahan ini."

Ilustrasi Sungai
Ilustrasi Sungai (foto: dkw)

Indonesia menghadapi masalah air bersih dan sanitasi yang serius. Data Global Water Market tahun 2008 menyebutkan, dalam hal penyediaan air bersih dan fasilitas sanitasi, Indonesia masih kalah dengan negara tetangga seperti Filipina, Thailand, dan Malaysia.  

Jakarta sendiri merupakan salah satu kota di dunia yang buruk dalam hal pelayanan air bersih untuk warganya. Pencemaran sungai dan air tanah berada dalam tingkat mengkhawatirkan. Pembenahan dan pengembangan sistem pengolahan air bersih dan sanitasi di Jakarta menjadi prioritas bagi pemerintah Indonesia.

Dalam kaitan ini pemerintah Indonesia bekerjasama dengan pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk menangani pencemaran sungai dan pengembangan sanitasi. Di Jakarta, proyek kerjasama ini diwujudkan dengan mengirim tenaga ahli Jepang untuk membantu menyusun master plan pengelolaan limbah air dan penataan lingkungan perkotaan. Hasilnya menjadi dasar bagi pemerintah Jakarta untuk menangani masalah pencemaran sungai, pencemaran air tanah, dan penyediaaan fasilitas sanitasi. Kerjasama dua negara ini terus berlangsung hingga hari ini.

Apa hasil kerjasama kedua negara terkait pencemaran air di Jakarta? Apa dampak nyata yang telah dirasakan warga ibukota?  

Ikuti perbincangan Ruang Publik KBR, Selasa, 13 Juni 2017 pukul 09.00 WIB, bersama:

· Ms. Keiko Kitamura - Project Formulation Advisor, JICA) / Ms. Juni Melani - Program Officer, JICA

· Mr. Subekti (Direktur Utama PD PAL Jaya, DKI Jakarta) 

  • pencemaran
  • pencemaranair
  • limbah
  • jakarta
  • sanitasi
  • indonesia
  • JICA
  • Jepang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!