KBR, Sukadana- Sejumlah kawasan di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, terendam banjir sejak Kamis (01/06) hingga Jumat (02/06) sore. Banjir Rob yang merendam kawasan itu, diduga akibat hujan deras yang disertai angin kencang dan ditambah tingginya air pasang laut.
Dari pengamatan langsung di lapangan, sejumlah perkantoran, ratusan rumah, serta jalan akses penduduk, digenangi air setinggi kira-kira 40 centimeter.
Hingga Jumat sore, ketinggian air yang masih g terus meningkat. Akibatnya warga Desa Sedahan Jaya, di Kecamatan Sukadana sudah mulai mengungsi ke desa lainnya. Banjir yang mulai terjadi sejak pukul 02.00 dini hari, membuat warga tak sempat menyelamatkan barang berharga.
Hendra Gunawan, Petugas PT PLN Cabang Sukadana memadamkan listrik untuk menghindari terjadinya korsleting. Pasalnya 4 gardu milik PLN terendam Banjir.
“Memadamkan karena dianggap sudah dianggap membahayakan. Ketinggian air sudah mencapai gardu. Karena kalau tidak dipadamkan akan membahayakan dan membuat terjadinya korslet yang bisa membahayakan masyarakat. Kita padamkan sejak pukul 02.00 ( Jumat, 02/06/17, dini hari), karena ada 4 gardu yang sudah terendam. Untuk sampai sekarang belum kita normalkan karena masih kita liat situasi dulu,” ungkap Hendra.
Sebanyak 600 keluarga dari desa Sedahan jaya sudah hampir seluruhnya mengungsi. Sebagian kecil memilih bertahan menjaga rumah dan harta bendanya.
Salah seorang warga Asnah mengatakan, banjir ini baru pertama kali dirasakan sejak berpuluh tahun tinggal di Desa Sedahan Jaya. Asnah mengatakan , genangan air ini mulai dirasakan sejak Pukul 22.00 WIB, Kamis (01/06). Ketinggian air semakin menjadi, hingga pukul 02.00 dini hari keesokan harinya, yang membuat semua peralatan dapur, kasur, hingga ijazah anak-anaknya terendam banjir, dan tidak dapat diselamatkan.
“Kulkas habis acap (setinggi) dengan dada airnya. Tempat tidur, baju dan lemari, tidak perlu ditanya, habis semua direndam air. Gimanalah surat-surat semua basah, anak-anak saya juga sekolahnya gimana? Ijazahnya habis basah dan terbawa air. Kompor pasti sudah tidak bisa dihidupkan, bahkan ular juga banyak yang keluar dari dalam tanah serta masuk ke dalam rumah, karena tempatnya direndam air,” keluhnya.
Hingga Jumat petang proses evakuasi masih dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kayong Utara. Bantuan perbekalan untuk pengungsi, belum juga tampak diberikan oleh Pemerintah.
Editor: Rony Sitanggang