HEADLINE

2016-06-08T16:14:00.000Z

Terusir dari Mempawah, Anak Eks Gafatar Trauma

""Sampai anak saya yang umur 3,5 tahun kalau malam suka mengigau "bangun bangun bangun" seperti itu, ""

KBR, Jakarta- Anak-anak warga eks-Gafatar  mengalami trauma usai diusir paksa dari Kalimantan Barat. Salah satu warga, Entong Pratama, mengatakan anaknya sering mengigau tentang pengusiran yang terjadi Januari lalu. Saat itu, rumah Entong dan anaknya didatangi ribuan massa, mereka kemudian diteriaki untuk bangun dan dimaki-maki.

"Kok kami diperlakukan seperti itu? Sampai anak saya yang umur 3,5 tahun kalau malam suka mengigau "bangun bangun bangun" seperti itu, "ungkapnya kepada wartawan di LBH Jakarta, Rabu (8/6/2016) siang.

"Jadi bahasa itu masih diingat oleh anak saya, kok tidak mau hilang?" Tambahnya.

Sementara itu, warga eks-Gafatar lainnya, Riska Amelia mengatakan anaknya jadi berubah pendiam usai pengusiran itu. Kata dia, anaknya jadi mudah menangis ketika melihat orang banyak.

"Anak saya sudah tidak seperti anak saya lagi. Dulu dia ceria dan bisa digendong siapa saja, berubah cengeng," jelasnya sambil berurai air mata.

Eks-Gafatar mencatat, selama pemindahan paksa dari Kalimantan ke Jawa ada satu bayi yang meninggal dan satu ibu hamil keguguran. Di samping itu, anak-anak dan bayi jarang mendapatkan makanan bayi.

Saat diusir, mereka dibawa petugas untuk bersembunyi di hutan tanpa penerangan. Sementara saat mereka ditampung di aula, tempat itu tidak menyediakan alas tidur layak. Bahkan, ada korban yang diberi makan mie instan dan sarden ikan selama dua pekan penuh. Selain itu, fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) juga tidak layak.

Sekitar 7.000 warga eks-Gafatar yang bertani mandiri di Mempawah Kalimantan Barat diusir paksa dengan fasilitas aparat. Pemukiman mereka dibakar oleh warga, dan aset mereka tidak terlindungi.

Mereka dituding melanggar pasal makar dan penodaan agama. Bulan lalu, polisi menetapkan tiga petinggi Gafatar sebagai tersangka penodaan agama. 

• #gafatar
• gerakan fajar nusantara
• anak gafatar
• Penodaan agama