HEADLINE
Polisi Selidiki Penaikan Harga Daging Sapi
""Tapi dari jagal ke pasar ada masalah. Nah nanti komponen mana yang masalah, nanti kita lihat. ""
Ade Irmansyah
KBR, Jakarta- Kepolisian Indonesia akan turut serta mengawasi dan menyelidiki jika ada penyimpangan harga bahan pokok pada bulan puasa dan lebaran. Pasalnya menurut Kapolri, Badrodin Haiti, dari pantauan, terdapat mata rantai distribusi pangan yang berpotensi menimbulkan kenaikan harga.
Kepolisian kata dia, menemukan indikasi kenaikan harga daging sapi yang cukup tinggi terjadi di tahapan distribusi dari rumah pemotongan hewan (RPH) ke pasar.
"Harga-harga juga sedang dilakukan penyelidikan komponen mana yang paling besar kenaikan harga. Karena beberapa tempat, misal daging dari feedlot (penggemukan) ke jagal enggak ada masalah. Tapi dari jagal ke pasar ada masalah. Nah nanti komponen mana yang masalah, nanti kita lihat. Apakah di situ ada permainan atau tidak," ujarnya kepada wartawan di Istana Negara, Senin (06/06).
Badrodin menegaskan bakal menindak tegas apabila ada permainan harga pangan. Pasalnya kata dia saat ini, Polri sudah menjalin kerja sama yang baik dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menyelidiki hal itu.
"Itu ke jagalnya tetap tapi dari jagal ke pasarnya ada beberapa komponen. Ini harus diketahui titiknya, sehingga bisa tahu di mana yang terbesar kenaikan harganya," ujarnya.
Dia mengaku sudah mengantongi daerah mana saja yang terindikasi mempermainkan harga bahan pokok. Hanya saja dia belum bisa menyebutkan daerah mana yang terjadi demikian. Alasannya kata dia agar tidak mengganggu penyelidikan.
"Harga-harga ini sudah kita monitor bersama KPPU, juga sedang dilakukan penyelidikan komponen mana yang paling besar kenaikan harga," ujarnya.
Editor: Rony Sitanggang
- kenaikan harga pangan
- Kapolri Badrodin Haiti
- distribusi pangan
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!