HEADLINE

Menteri Kesehatan: Kami Sedang Data Rumah Sakit yang Gunakan Vaksin Palsu

"Kementerian Kesehatan memastikan vaksin palsu ternyata sudah beredar sejak tahun 2003 atau 13 tahun lalu."

Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek. (KBR/Rio Tuasikal)
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek. (KBR/Rio Tuasikal)

KBR, Jakarta -  Kementerian Kesehatan memastikan vaksin palsu ternyata sudah beredar sejak tahun 2003 atau 13 tahun lalu. Menteri Kesehatan, Nila Moeloek mengatakan, saat ini pihaknya tengah mendata rumah sakit atau fasilitas kesehatan mana saja yang memakai produk vaksin palsu tersebut.

"Vaksin itu sebenarnya sejak 2003 sudah ada yang ditangkap, sekarang sedang didata rumah sakit mana saja yang gunakan," ujarnya kepada wartawan seusai Pelaksanaan Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016 di Lapangan Cengkeh, Kota Tua, Jakarta.

Pihaknya belum mengetahui lebih jauh soal wilayah mana saja selain Jakarta yang menjadi daerah peredaran vaksin palsu tersebut. Pihaknya juga tengah menyelidiki terkait peredaran tersebut.

"Saya belum tahu, tapi sedang didata. Tapi coba tanya ke Bareskrim saja," ujarnya.

Dia memastikan bahwa pihaknya bakal melakukan imunisasi ulang kepada balita-balita yang diindikasikan menggunakan varian vaksin palsu tersebut.

"Harus kita lakukan vaksinasi ulang kepada anak-anaknya itu dan kita juga sedang data," ujarnya.

Sebelumnya, Bareskrim Mabes Polri menangkap 10 orang yang diduga terkait bisnis vaksin palsu. Penangkapan tersangka dilakukan bertahap, mulai dari 16 Juni 2016 lalu di Tangerang Selatan, Jakarta, dan Bekasi. 

Mereka berperan sebagai produsen, kurir, penjual atau distributor dan ada juga sebagai pencetak label sampul vaksin. Selain mereka, ditangkap juga tiga orang di Subang yang diduga mengedarkan vaksin palsu.

Vaksin palsu itu menggunakan botol bekas vaksin yang kemudian diisi dengan antibiotik Gentacimin yang dioplos dengan cairan infus, lalu diberi label. Cairan lainnya yang dipakai sebagai oplosan adalah cairan infus dengan vaksin tetanus.

Diduga peredaran vaksin palsu terjadi di rumah sakit kecil atau klinik-klinik. Kemenkes mengimbau orangtua yang khawatir anaknya disuntik vaksin palsu untuk melapor.   

  • vaksin palsu
  • Kementerian Kesehatan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!